Perang Melawan ISIS Bisa Berlangsung Selama 30 Tahun
A
A
A
WASHINGTON - Kebijakan yang diambil oleh Amerika Serikat (AS) dalam melawan ISIS mendapat kritikan dari mantan Kepala Pentagon, Leon Panetta. Menurutnya, pemerintah AS sangat sulit untuk mengambil keputusan dalam memerangi ISIS.
“Saya pikir kita sedang melihat perang yang bisa berlangsung selama 30 tahun, bahkan lebih,” ungkap Penetta, seperti dilansir Al Arabiya, Selasa (7/10/2014). Bila tidak segera disikapi, peperangan melawan ISIS bisa meluas ke Libya, Nigeria, Somalia, dan Yaman.
Dalam pandanganya, salah satu hal yang membuat peperangan ini akan berlangsung lama adalah banyak keputusan gagal yang coba diambil oleh Presiden AS, Barack Obama dalam tiga tahun terakhir.
“Salah satu kegagalan Obama adalah, dirinya tidak cukup keras mendesak pemerintah Irak agar mengijinkan tentara AS yang tersisa pada tahun 2012 untuk bertahan di negara tersebut,” ujar Panetta. “Setelah pasukan AS ditarik mundur, keamanan di wilayah tersebut seperti tidak tersentuh,” tambahnya.
Panetta mengatakan, Obama kini memiliki kesempatan untuk memperbaiki citranya dengan menunjukkan kepemimpinan yang tegas setelah dirinya tersesat dalam kebijakan perang melawan kelompok ekstremis yang telah menduduki sebagian wilayah di Irak dan Suriah tersebut
“Saya pikir kita sedang melihat perang yang bisa berlangsung selama 30 tahun, bahkan lebih,” ungkap Penetta, seperti dilansir Al Arabiya, Selasa (7/10/2014). Bila tidak segera disikapi, peperangan melawan ISIS bisa meluas ke Libya, Nigeria, Somalia, dan Yaman.
Dalam pandanganya, salah satu hal yang membuat peperangan ini akan berlangsung lama adalah banyak keputusan gagal yang coba diambil oleh Presiden AS, Barack Obama dalam tiga tahun terakhir.
“Salah satu kegagalan Obama adalah, dirinya tidak cukup keras mendesak pemerintah Irak agar mengijinkan tentara AS yang tersisa pada tahun 2012 untuk bertahan di negara tersebut,” ujar Panetta. “Setelah pasukan AS ditarik mundur, keamanan di wilayah tersebut seperti tidak tersentuh,” tambahnya.
Panetta mengatakan, Obama kini memiliki kesempatan untuk memperbaiki citranya dengan menunjukkan kepemimpinan yang tegas setelah dirinya tersesat dalam kebijakan perang melawan kelompok ekstremis yang telah menduduki sebagian wilayah di Irak dan Suriah tersebut
(esn)