Pameran 'Kebun Binatang Manusia' di Inggris Dihujat

Kamis, 25 September 2014 - 16:06 WIB
Pameran Kebun Binatang...
Pameran 'Kebun Binatang Manusia' di Inggris Dihujat
A A A
LONDON - Sekelompok seniman teater menampilkan pameran pria kulit hitam yang dinamakan “kebun binatang manusia”. Pameran yang dibuka di London itu hanya berlangsung singkat karena diprotes dan dihujat publik.

Pemeran kontroversial itu menampilkan pria kulit hitam yang dirantai dan dikurung di sebuah bangunan, layaknya kandang di kebun binatang.

Kelompok seniman bernama Barbican itu mengklaim, pameran mereka sebenarnya mengingatkan sejarah yang menjijikkan yang dialami warga kulit hitam. Tapi, cara mereka diprotes publik di London, karena dianggap rasis.

Stella Odunlami, aktor dalam pameran itu mengatakan, dia berperan sebagai seorang pencari suaka asal Nigeria. ”Saya pikir ini gila terjadi pada tahun 2014, saya kesal dan marah. Pemrotes mengklaim para aktor menjual diri. Saya merasa ini sangat ofensif,” katanya kepada Independent, semalam (24/9/2014).

Odunlami, 26, mengatakan, pameran itu merupakan murni karya seni.”Para pengunjuk rasa telah menyensor saya dan membungkam saya. Ada rasa ironi di sini yang sangat berat,” lanjut dia. Pihak Barbican menganggap para demonstran membungkam seniman.

Penunjukkan aktor kulit hitam dalam pameran itu, menurut mereka justru ingin menampilkan eksistensi warga kulit hitam yang pernah mengalami diskriminasi.

Pemeran itu sebenarnya telah berlangsung di 12 kota di seluruh Eropa yang sudah ditonton sekitar 25 ribu orang. Pameran serupa pernah digelar di Berlin yang juga memicu kontroversi.

Seniman Kandy Rohmann, 34, yang rencananya memerankan pemilik rumah dalam pameran itu juga kesal dengan protes yang muncul.”Ini parodi. Agresi ini telah mengejutkan. Saya kesal, marah dan kecewa di London dan sebagai seseorang dengan warisan Karibia. Ini benar-benar menyedihkan; ini adalah kesempatan yang bagus bagi para pemain minoritas,” ujarnya.

Sementara itu, Matthew Xia, seorang direktur artistik di Manchester Royal Exchange yang melihat gladi resik pameran itu angkat bicara. ”Acara ini tidak rasis. Apa yang saya temukan menjijikkan bagi kita pada umumnya, tapi bagi seniman ini kebebasan berekspresi. Para pengunjuk rasa harus dibiarkan berdiri di luar dan seni ini harus diizinkan untuk pentas,” katanya.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0602 seconds (0.1#10.140)