Skotlandia Gagal Merdeka, PM Inggris Bahagia
A
A
A
LONDON - Mayoritas warga Skotlandia akhirnya memilih untuk tidak memisahkan diri dari Inggris dan tetap melanjutkan kemesraan yang sudah mereka rajut selama 300 tahun terakhir. Menanggapi hal tersebut, Perdana Menteri Inggris, David Cameron mengungkapkan rasa bahagiannya.
“Saya sangat merasa senang dan lega, bahwa warga Skotlandia lebih memilih untuk menentang kemerdekaan dan tetap bersama dengan kami,” ungkap Cameron dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir Xinhua, Jumat (19/9/2014).
“Orang Skotlandia telah berbicara, ini adalah hasil yang jelas,” ucap Cameron. “Mereka telah memutuskan untuk tetap mempertahankan bangsa kita, bangsa yang terdiri dari empat negara. Sekali lagi, sama dengan jutaan warga lainnya saya benar-benar merasa senang,” lanjut Cameron.
Dirinya kembali mengungkapkan, bahwa jika hasilnya berbeda dan Skotlandia memutuskan untuk pisah dari Inggris, maka bukan hanya dirinya, melainkan jutaan orang akan patah hati karena keputusan tersebut.
“Seperti yang saya sering bilang, jika Skotlandia merdeka akan banyak warga Inggris raya yang patah hati. Namun, dengan dipastikanya mereka (Skotlandia) tetap bersama kami, ini sangat menenangkan. Kami yakin hal ini akan mengubah Inggris saya menjadi lebih baik,” ucapnya.
Hasil resmi menunjukan, suara “Tidak” untuk kemerdekaan unggul dengam selisih hampir 10 persen dengan suara “Ya” untuk kemerdekaan. Sekitar 55, 42 persen warga Skotlandia memilih untuk tetap bersama dengan Inggris.
“Saya sangat merasa senang dan lega, bahwa warga Skotlandia lebih memilih untuk menentang kemerdekaan dan tetap bersama dengan kami,” ungkap Cameron dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir Xinhua, Jumat (19/9/2014).
“Orang Skotlandia telah berbicara, ini adalah hasil yang jelas,” ucap Cameron. “Mereka telah memutuskan untuk tetap mempertahankan bangsa kita, bangsa yang terdiri dari empat negara. Sekali lagi, sama dengan jutaan warga lainnya saya benar-benar merasa senang,” lanjut Cameron.
Dirinya kembali mengungkapkan, bahwa jika hasilnya berbeda dan Skotlandia memutuskan untuk pisah dari Inggris, maka bukan hanya dirinya, melainkan jutaan orang akan patah hati karena keputusan tersebut.
“Seperti yang saya sering bilang, jika Skotlandia merdeka akan banyak warga Inggris raya yang patah hati. Namun, dengan dipastikanya mereka (Skotlandia) tetap bersama kami, ini sangat menenangkan. Kami yakin hal ini akan mengubah Inggris saya menjadi lebih baik,” ucapnya.
Hasil resmi menunjukan, suara “Tidak” untuk kemerdekaan unggul dengam selisih hampir 10 persen dengan suara “Ya” untuk kemerdekaan. Sekitar 55, 42 persen warga Skotlandia memilih untuk tetap bersama dengan Inggris.
(esn)