UE: Perang Bisa Kembali Pecah di Gaza
A
A
A
YARUSALEM - Dua minggu sudah gencatan senjata di Gaza berlangsung, namun proses konsolidasi antara Palestina dan Israel masih belum terjadi. Hal ini menurut Uni Eropa (UE), sangat rawan untuk kembali memancing pertempuran di wilayah tersebut.
Melansir Al Arabiya, Kamis (11/9/2014), kekhawatiran itu disampaikan oleh Duta Besar UEuntuk Israel, Lars Faaborg-Andersen dan utusan UE untuk Palestina John Gatt-Rutter, saat keduanya melakukan jumpa wartawan di Yarusalem semalam.
“Kehancuran di Gaza benar-benar parah dan kita bisa melihat hal itu secara nyata. Saya yakin kita semua merasakannya. Bila situasi saat ini tidak menemui kemajuan, maka potensi untuk kembali terjadi peperangan di wilayah itu sangat besar,” ucap Faaborg-Andersen.
“Saya khawatir hal yang kita takutkan ini mungkin akan terjadi hanya dalam hitungan bulan,” Faaborg-Andersen menambahkan. UE kerap mendesak kedua pihak yang bertikai untuk melakukan negoisasi tidak langsung, agar konsolidasi kedua pihak dapat segera terlaksana.
“Mudah-mudahan negoisasi yang kita harap-harapkan dapat terjadi secepatnya,” ungkap Faaborg-Andersen. Harapan UE itu nampaknya akan segera terwujud, paska Hamas mengatakan siap untuk melakukan negoisasi dengan Israel.
Hamas, melalui pemimpin mereka yang berada di pengasiangan, Khaleed Meshal menyatakan, pembicaraan antara pihaknya dan Israel kemungkinan akan diselenggarakan pertengahan September ini di Kairo, Mesir.
Melansir Al Arabiya, Kamis (11/9/2014), kekhawatiran itu disampaikan oleh Duta Besar UEuntuk Israel, Lars Faaborg-Andersen dan utusan UE untuk Palestina John Gatt-Rutter, saat keduanya melakukan jumpa wartawan di Yarusalem semalam.
“Kehancuran di Gaza benar-benar parah dan kita bisa melihat hal itu secara nyata. Saya yakin kita semua merasakannya. Bila situasi saat ini tidak menemui kemajuan, maka potensi untuk kembali terjadi peperangan di wilayah itu sangat besar,” ucap Faaborg-Andersen.
“Saya khawatir hal yang kita takutkan ini mungkin akan terjadi hanya dalam hitungan bulan,” Faaborg-Andersen menambahkan. UE kerap mendesak kedua pihak yang bertikai untuk melakukan negoisasi tidak langsung, agar konsolidasi kedua pihak dapat segera terlaksana.
“Mudah-mudahan negoisasi yang kita harap-harapkan dapat terjadi secepatnya,” ungkap Faaborg-Andersen. Harapan UE itu nampaknya akan segera terwujud, paska Hamas mengatakan siap untuk melakukan negoisasi dengan Israel.
Hamas, melalui pemimpin mereka yang berada di pengasiangan, Khaleed Meshal menyatakan, pembicaraan antara pihaknya dan Israel kemungkinan akan diselenggarakan pertengahan September ini di Kairo, Mesir.
(esn)