Inggris Rayu Skotlandia agar Tak Memisahkan Diri
A
A
A
LONDON - Pemerintah Inggris terus meminta kepada Skotlandia untuk mengurungkan niat mereka berpisah dari Negeri Ratu Elizabeth tersebut. Di tengah semakin mendekatnya waktu referendum di Skotlandia, Perdana Menteri Inggris, David Cameron kembali menyampaikan ajakan kepada warga Skotlandia untuk terus bersama Inggris.
Melansir News.com.au, Rabu (10/9/2014), Cameron menyebut langkah yang akan diambil Skotlandia adalah langkah yang akan membawa negara itu ke jurang kegelapan. Ini adalah kali pertama dalam 300 tahun salah satu negara persemakmuran Inggris mengajukan referendum untuk memerdekakan diri mereka dari Inggris.
“Inggris adalah sebuah negara yang luar biasa dan istimewa, saya harap tidak ada satupun orang Skotlandia yang ragu tentang hal itu. Kami sangat ingin kalian tetap bersama, kami tidak ingin apa yang sudah lama kita pertahankan menjadi terpecah-pecah,” ucap Cameron.
“Jika kerajaan Inggris terpecah-pecah, maka ini akan berlangsung untuk selamanya. Jadi, jika Anda menghendaki Skotlandia memiliki masa depan cerah, maka tolak lah refedendum itu. Jika Anda menyetujuinya, berarti Anda setuju membawa Skotlandia ke dalam kegelapan,” Cameron menambahkan.
Cameron berjanji kepada Skotlandia, jika mereka memilih untuk tetap bersama dengan Inggris, maka Inggris akan memberikan kekuasaan yang lebih besar. “Kami akan memberikan kekuasaan lebih kepada Parlemen Holyrood atas pinjaman, pajak dan pengeluaran,” ungkap Cameron.
Referendum di Skotlandia sendiri rencnanya akan digelar pekan depan, yang membuat Inggris semakin ketar-ketir. Kecemasan Inggris semakin bertambah paska data dalam survei terbaru menunjukan semakin banyak warga Skotlandia yang setuju dengan referendum. (Baca:Tuntutan Skotlandia Merdeka Menguat, Inggris Panik)
Kampanye “Ya” untuk merdeka bagi Skotlandia pertama kali dipopulerkan Partai Nasional Skotlandia yang dipimpin Alex Salmond. Kampanye referendum kemerdekaan Skotlandia ini yang membuat pihak Inggris panik.
Melansir News.com.au, Rabu (10/9/2014), Cameron menyebut langkah yang akan diambil Skotlandia adalah langkah yang akan membawa negara itu ke jurang kegelapan. Ini adalah kali pertama dalam 300 tahun salah satu negara persemakmuran Inggris mengajukan referendum untuk memerdekakan diri mereka dari Inggris.
“Inggris adalah sebuah negara yang luar biasa dan istimewa, saya harap tidak ada satupun orang Skotlandia yang ragu tentang hal itu. Kami sangat ingin kalian tetap bersama, kami tidak ingin apa yang sudah lama kita pertahankan menjadi terpecah-pecah,” ucap Cameron.
“Jika kerajaan Inggris terpecah-pecah, maka ini akan berlangsung untuk selamanya. Jadi, jika Anda menghendaki Skotlandia memiliki masa depan cerah, maka tolak lah refedendum itu. Jika Anda menyetujuinya, berarti Anda setuju membawa Skotlandia ke dalam kegelapan,” Cameron menambahkan.
Cameron berjanji kepada Skotlandia, jika mereka memilih untuk tetap bersama dengan Inggris, maka Inggris akan memberikan kekuasaan yang lebih besar. “Kami akan memberikan kekuasaan lebih kepada Parlemen Holyrood atas pinjaman, pajak dan pengeluaran,” ungkap Cameron.
Referendum di Skotlandia sendiri rencnanya akan digelar pekan depan, yang membuat Inggris semakin ketar-ketir. Kecemasan Inggris semakin bertambah paska data dalam survei terbaru menunjukan semakin banyak warga Skotlandia yang setuju dengan referendum. (Baca:Tuntutan Skotlandia Merdeka Menguat, Inggris Panik)
Kampanye “Ya” untuk merdeka bagi Skotlandia pertama kali dipopulerkan Partai Nasional Skotlandia yang dipimpin Alex Salmond. Kampanye referendum kemerdekaan Skotlandia ini yang membuat pihak Inggris panik.
(esn)