Mantan Menlu AS: Iran Lebih Berbahaya dari ISIS
A
A
A
WASHINGTON - Seorang mantan pejabat tinggi di Amerika Serikat (AS) membuat komentar yang cukup kontrversioal. Mantan Menteri Luar Negeri AS, Henry Kissinger menyatakan, ada masalah yang lebih besar dari ISIS, yakni Iran.
Melansir Al Arabiya, Senin (8/9/2014), menurut Kissinger, Iran lebih berbahaya dari ISIS karena Iran sudah memikiki wilayah yang jelas dengan pendukung yang lebih besar. Sedang ISIS menurutnya, hanyalah sekelompok orang dengan ideologi radikal.
“ISIS adalah sekelompok petualang dengan ideologi yang sangat agresif. Tapi, mereka harus menaklukkan lebih banyak wilayah untuk menjadi sebuah kelompok yang strategis. Saya pikir konflik dengan ISIS lebih mudah ditangani daripada konfrontasi dengan Iran,” ucap Kissinger.
Kissinger menyebut Iran memiliki peluang besar untuk membuat sebuah hal yang luar biasa berbahaya, khususnya bagi AS. “Anda melihat sebuah jalur Syiah dari Teheran, menuju Baghdad hingga ke Beirut. Ini memberikan Iran kesempatan untuk kembali membangkitkan Persia, namun di bawah pimpinan Syiah,” ucapnya.
Dalam pandanganyya, bila kerajaan Persia kembali berdiri di wilayah Timur Tengah, dengan Iran sebagai pemegang kekuasaan tertinggi, maka hal itu akan menimbulkan hal yang serius bagi AS. Iran dan AS memang terkenal tidak pernah akur, keduanya ibarat dua sisi koin yang selalu bertolak belakang.
Melansir Al Arabiya, Senin (8/9/2014), menurut Kissinger, Iran lebih berbahaya dari ISIS karena Iran sudah memikiki wilayah yang jelas dengan pendukung yang lebih besar. Sedang ISIS menurutnya, hanyalah sekelompok orang dengan ideologi radikal.
“ISIS adalah sekelompok petualang dengan ideologi yang sangat agresif. Tapi, mereka harus menaklukkan lebih banyak wilayah untuk menjadi sebuah kelompok yang strategis. Saya pikir konflik dengan ISIS lebih mudah ditangani daripada konfrontasi dengan Iran,” ucap Kissinger.
Kissinger menyebut Iran memiliki peluang besar untuk membuat sebuah hal yang luar biasa berbahaya, khususnya bagi AS. “Anda melihat sebuah jalur Syiah dari Teheran, menuju Baghdad hingga ke Beirut. Ini memberikan Iran kesempatan untuk kembali membangkitkan Persia, namun di bawah pimpinan Syiah,” ucapnya.
Dalam pandanganyya, bila kerajaan Persia kembali berdiri di wilayah Timur Tengah, dengan Iran sebagai pemegang kekuasaan tertinggi, maka hal itu akan menimbulkan hal yang serius bagi AS. Iran dan AS memang terkenal tidak pernah akur, keduanya ibarat dua sisi koin yang selalu bertolak belakang.
(esn)