Membakar Bendera ISIS di Libanon Picu Kontroversi
A
A
A
BEIRUT - Para pengguna media sosial di Libanon ramai-ramai mengampanyekan Burn ISIS Flag Challenge atau tantangan membakar bendera ISIS.
Namun, fenomena yang jadi saingan dari Ice Bucket Challenge atau tantangan mandi air es yang mendunia itu telah memicu kontroversi. Sebab, di dalam bendera ISIS terdapat kalimat Syahadat.
Kampanye tantangan membakar bendera ISIS marak di Libanon setelah seorang tentara Libanon dipenggal algojo Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).
Banyak foto aksi warga Libanon membakar bendera ISIS bermunculan di media sosial. Beberapa di antaranya muncul dalam bentuk video di mana para warga Libanon membakar bendera khas ISIS warna hitam.
“(Warga) Libanon, Anda mengagumkan,” bunyi salah satu komentar pengguna media sosial menyikapi kampanye tantangan membakar bendera ISIS.
”Kami membakar bendera atas kemarahan terhadap orang-orang yang menggorok leher orang untuk bersenang-senang,” tulis pengguna media sosial lainnya yang dengan nama akun Angry Lebanon.
Namun, tantangan itu memicu kontroversi karena di dalam bendera ISIS tersebut terdapat dua kalimat Syahadat, kalimat paling sacral bagi warga Muslim.
Menteri Kehakiman Libanon, Ahsraf Rifi, memperingatkan, pembakaran bendera atau logo yang terdapat kalimat Syahadat bisa diproses secara hukum.
”Pagi ini, beberapa orang membakar bendera ISIS di Sassine Square dan simbol ISIS yang berbunyi ‘Tidak Tuhan selain Allah dan Muhammad Rasul Allah’, simbol terpenting dalam Islam,” tulis Daily Star, kemarin (7/9/2014) mengutip pernyataan Ashraf Rifi.
”Simbol ini tidak ada hubungannya dengan ISIS dan kaitannya dengan teroris,” imbuh Rifi.
Namun, fenomena yang jadi saingan dari Ice Bucket Challenge atau tantangan mandi air es yang mendunia itu telah memicu kontroversi. Sebab, di dalam bendera ISIS terdapat kalimat Syahadat.
Kampanye tantangan membakar bendera ISIS marak di Libanon setelah seorang tentara Libanon dipenggal algojo Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).
Banyak foto aksi warga Libanon membakar bendera ISIS bermunculan di media sosial. Beberapa di antaranya muncul dalam bentuk video di mana para warga Libanon membakar bendera khas ISIS warna hitam.
“(Warga) Libanon, Anda mengagumkan,” bunyi salah satu komentar pengguna media sosial menyikapi kampanye tantangan membakar bendera ISIS.
”Kami membakar bendera atas kemarahan terhadap orang-orang yang menggorok leher orang untuk bersenang-senang,” tulis pengguna media sosial lainnya yang dengan nama akun Angry Lebanon.
Namun, tantangan itu memicu kontroversi karena di dalam bendera ISIS tersebut terdapat dua kalimat Syahadat, kalimat paling sacral bagi warga Muslim.
Menteri Kehakiman Libanon, Ahsraf Rifi, memperingatkan, pembakaran bendera atau logo yang terdapat kalimat Syahadat bisa diproses secara hukum.
”Pagi ini, beberapa orang membakar bendera ISIS di Sassine Square dan simbol ISIS yang berbunyi ‘Tidak Tuhan selain Allah dan Muhammad Rasul Allah’, simbol terpenting dalam Islam,” tulis Daily Star, kemarin (7/9/2014) mengutip pernyataan Ashraf Rifi.
”Simbol ini tidak ada hubungannya dengan ISIS dan kaitannya dengan teroris,” imbuh Rifi.
(mas)