Syekh Palestina Curhat Derita Rakyat Gaza pada Indonesia
A
A
A
JAKARTA - Syekh asal Palestina, Thoreq Yusuf Ismail Sulaiman datang ke Indonesia. Dia menyampaikan kondisi yang sebenarnya terjadi di Palestina kepada warga Indonesia.
Syekh Thoreq datang ke Indonesia atas insiatif kelomppok Aksi Cepat Tanggap. Tokoh agama yang lahir di Jabaliyah, Gaza, Palestina ini berkeliling ke masjid-masjid di Riau, Palembang, dan Jabodetabek.
Di Jakarta, dia berceramah usai salat Duhur di Masjid Baitul Hikmah Elnusa, Senin (21/7/2014). Syekh yang bergelar doktor dari Departemen Penafsiran Alquran di Fakultas Universitas Islam Madinah ini mengatakan, derita yang dialami rakyat Palestina bukan masalah bangsa Palestina semata. Namun, sudah menjadi masalah umat di seluruh dunia.
“Di sana banyak syiar-syiar yang terkait dengan dunia Islam. Di antaranya adalah masjid Al-Aqsa, yang memiliki keutamaan dari Allah untuk umat Islam. Contoh bagi kita yang melakukan salat di dalamnya, maka pahalanya 500 kali lipat dibandingkan dengan salat di masjid-masjid biasa,” ujarnya.
Namun, dia melanjutkan, Israel menghalang-halangi umat Islam untuk salat di masjid Al-Aqsa. “Bahkan Israel membuat terowongan di bawah masjid, agar nantinya masjid runtuh dengan sendirinya,” lanjut dia.
Sejak delapan tahun Israel melakukan blokade terhadap Gaza, Palestina, kini warga Gaza kehilangan hak-hak asasi yang semestinya. “Nelayan kami tidak bisa melaut. Jika melaut mencari ikan langsung di tembak tentara Israel. Kami tidak bisa naik pesawat sendiri karena dilarang membangun maskapai penerbangan sendiri. Warga Gaza juga tidak mendapat pasokan listrik sama sekali,” katanya.
Padahal sebelum pecah perang, warga Gaza masih bisa menikmati listrik selama enam jam setiap harinya. Tapi sekarang Gaza jika malam tiba, gelap gulita sampai pagi.
Delapan tahun diblokade Israel, menurutnya, sudah ribuan warga Palestina tewas menjadi korban kekejaman militer Israel. Perang tahun 2008, tak kurang dari 1.500 orang tewas, 7 ribu orang luka-luka, dan 55 rumah penduduk hancur. Kemudian, tahun 2012, 1.700 orang tewas, 7 ribuorang terluka dan ratusan rumah hancur.
“Sekarang, sejak delapan hari lalu tentara Israel membombardir Jalur Gaza, sudah 500 orang gugur. Di antara yang jadi korban adalah anak-anak, wanita dan lansia,” imbuh dia.
Syekh Thoreq datang ke Indonesia atas insiatif kelomppok Aksi Cepat Tanggap. Tokoh agama yang lahir di Jabaliyah, Gaza, Palestina ini berkeliling ke masjid-masjid di Riau, Palembang, dan Jabodetabek.
Di Jakarta, dia berceramah usai salat Duhur di Masjid Baitul Hikmah Elnusa, Senin (21/7/2014). Syekh yang bergelar doktor dari Departemen Penafsiran Alquran di Fakultas Universitas Islam Madinah ini mengatakan, derita yang dialami rakyat Palestina bukan masalah bangsa Palestina semata. Namun, sudah menjadi masalah umat di seluruh dunia.
“Di sana banyak syiar-syiar yang terkait dengan dunia Islam. Di antaranya adalah masjid Al-Aqsa, yang memiliki keutamaan dari Allah untuk umat Islam. Contoh bagi kita yang melakukan salat di dalamnya, maka pahalanya 500 kali lipat dibandingkan dengan salat di masjid-masjid biasa,” ujarnya.
Namun, dia melanjutkan, Israel menghalang-halangi umat Islam untuk salat di masjid Al-Aqsa. “Bahkan Israel membuat terowongan di bawah masjid, agar nantinya masjid runtuh dengan sendirinya,” lanjut dia.
Sejak delapan tahun Israel melakukan blokade terhadap Gaza, Palestina, kini warga Gaza kehilangan hak-hak asasi yang semestinya. “Nelayan kami tidak bisa melaut. Jika melaut mencari ikan langsung di tembak tentara Israel. Kami tidak bisa naik pesawat sendiri karena dilarang membangun maskapai penerbangan sendiri. Warga Gaza juga tidak mendapat pasokan listrik sama sekali,” katanya.
Padahal sebelum pecah perang, warga Gaza masih bisa menikmati listrik selama enam jam setiap harinya. Tapi sekarang Gaza jika malam tiba, gelap gulita sampai pagi.
Delapan tahun diblokade Israel, menurutnya, sudah ribuan warga Palestina tewas menjadi korban kekejaman militer Israel. Perang tahun 2008, tak kurang dari 1.500 orang tewas, 7 ribu orang luka-luka, dan 55 rumah penduduk hancur. Kemudian, tahun 2012, 1.700 orang tewas, 7 ribuorang terluka dan ratusan rumah hancur.
“Sekarang, sejak delapan hari lalu tentara Israel membombardir Jalur Gaza, sudah 500 orang gugur. Di antara yang jadi korban adalah anak-anak, wanita dan lansia,” imbuh dia.
(mas)