Pelacur Top AS Sangkal Bunuh Eksekutif Google Pakai Heroin
A
A
A
SANTA CRUZ - Alix Tichelman, 26, wanita yang berprofesi sebagai pekerja seks komersial (PSK) bertatif tinggi di Amerika Serikat (AS) menjalani sidang atas tuduhan membunuh eksekutif Google dengan suntikan heroin.
Dalam sidang yang digelar di pengadilan Santa Cruz, AS, Tichelman mengaku tidak bersalah meski melarikan diri setelah petinggi Google bernama Forrest Hayes, 51, tewas. Wanita muda itu menyangkal membunuh Hayes dengan suntikan heroin yang melebihi dosis.
Bantahan itu disampaikan pengacaranya, Larry Biggam. “Untuk menjelekkan dan membuat sensasi dengan menyalahkan Alix Tichelman atas kematiannya, itu tidak adil dan salah,” kata Biggam kepada wartawan di luar pengadilan. (Baca: Eksekutif Google Dibunuh Pelacur dengan Heroin)
Tichelman muncul di pengadilan di Santa Cruz, Rabu waktu AS, seminggu setelah didakwa atas tuduhan pembunuhan, menjalankan praktik prostitusi, menghancurkan barang bukti dan membawa zat narkotika. Dia ditangkap pada 4 Juli 2014 oleh polisi Santa Cruz.
Dia menjadi tersangka atas dugaan pembunuhan petinggi Google itu. Tuduhan itu merujuk dari bukti rekaman video pengintai yang terpasang di kapal pesiar, tempat di mana Tichelman dan korban berkencan, sebelum akhirnya Hayes ditemukan tewas overdosis pada November 2013 lalu.
Video itu menunjukkan Hayes menderita komplikasi medis dan pingsan setelah disuntik oleh Tichelman. Setelah melihat korban pingsan, wanita itu bukannya memberikan pertolongan dengan menelpon ambulans, tapi justru melarikan diri.
Penyidik menyatakan, Tichelman sempat melangkahi tubuh Hayes yang dalam kondisi kritis untuk menenggak segelas anggur. Dia kemudian menyuruh orang untuk menyembunyikan tubuh eksekutif Google itu agar tidak terlihat orang-orang.
Jenazah Hayes ditemukan keesokan harinya. Pengacara Tichelman mecoba meluruskan tuduhan miring dari pihak kepolisian. ”Tidak ada maksud untuk menyakiti atau melukai, apalagi membunuh Hayes,” kata Biggam.
”Mengapa dia? Dia adalah sumber pendapatan yang menguntungkan baginya? Ia menghargai kemurahan hati (Hayes). Kasus ini adalah tentang dua orang dewasa yang terlibat dalam penggunaan obat bersama dalam konteks hubungan seksual yang diinginkan Hayes,” imbuh Biggam, seperti dikutip Reuters, Kamis (17/7/2014).
“Pada akhir hari semua spekulasi dan sensasi, kami yakin bahwa itu jelas bukan kasus pembunuhan,” sambung Biggam.
Hakim pengadilan menolak permintaan Tichelman untuk membayar USD1,5 juta sebagai uang jaminan agar tidak ditahan. Hakim justru memerintahkan wanita itu tetap di dalam penjara.
Dalam sidang yang digelar di pengadilan Santa Cruz, AS, Tichelman mengaku tidak bersalah meski melarikan diri setelah petinggi Google bernama Forrest Hayes, 51, tewas. Wanita muda itu menyangkal membunuh Hayes dengan suntikan heroin yang melebihi dosis.
Bantahan itu disampaikan pengacaranya, Larry Biggam. “Untuk menjelekkan dan membuat sensasi dengan menyalahkan Alix Tichelman atas kematiannya, itu tidak adil dan salah,” kata Biggam kepada wartawan di luar pengadilan. (Baca: Eksekutif Google Dibunuh Pelacur dengan Heroin)
Tichelman muncul di pengadilan di Santa Cruz, Rabu waktu AS, seminggu setelah didakwa atas tuduhan pembunuhan, menjalankan praktik prostitusi, menghancurkan barang bukti dan membawa zat narkotika. Dia ditangkap pada 4 Juli 2014 oleh polisi Santa Cruz.
Dia menjadi tersangka atas dugaan pembunuhan petinggi Google itu. Tuduhan itu merujuk dari bukti rekaman video pengintai yang terpasang di kapal pesiar, tempat di mana Tichelman dan korban berkencan, sebelum akhirnya Hayes ditemukan tewas overdosis pada November 2013 lalu.
Video itu menunjukkan Hayes menderita komplikasi medis dan pingsan setelah disuntik oleh Tichelman. Setelah melihat korban pingsan, wanita itu bukannya memberikan pertolongan dengan menelpon ambulans, tapi justru melarikan diri.
Penyidik menyatakan, Tichelman sempat melangkahi tubuh Hayes yang dalam kondisi kritis untuk menenggak segelas anggur. Dia kemudian menyuruh orang untuk menyembunyikan tubuh eksekutif Google itu agar tidak terlihat orang-orang.
Jenazah Hayes ditemukan keesokan harinya. Pengacara Tichelman mecoba meluruskan tuduhan miring dari pihak kepolisian. ”Tidak ada maksud untuk menyakiti atau melukai, apalagi membunuh Hayes,” kata Biggam.
”Mengapa dia? Dia adalah sumber pendapatan yang menguntungkan baginya? Ia menghargai kemurahan hati (Hayes). Kasus ini adalah tentang dua orang dewasa yang terlibat dalam penggunaan obat bersama dalam konteks hubungan seksual yang diinginkan Hayes,” imbuh Biggam, seperti dikutip Reuters, Kamis (17/7/2014).
“Pada akhir hari semua spekulasi dan sensasi, kami yakin bahwa itu jelas bukan kasus pembunuhan,” sambung Biggam.
Hakim pengadilan menolak permintaan Tichelman untuk membayar USD1,5 juta sebagai uang jaminan agar tidak ditahan. Hakim justru memerintahkan wanita itu tetap di dalam penjara.
(mas)