AS Desak Dunia Hentikan Pengiriman Pasukan ke Suriah
Selasa, 08 Juli 2014 - 23:53 WIB

AS Desak Dunia Hentikan Pengiriman Pasukan ke Suriah
A
A
A
OSLO - Jaksa Agung Amerika Serikat (AS), Eric Holder, meminta kepada semua negara untuk mencegah warga mereka ikut berperang ke Suriah. Seruan ini muncul setelah banyaknya warga asing yang turut berperang di Suriah.
“Dunia internasional harusnya tidak membiarkan Suriah dan negara-negara konflik lainnya menjadi tempat pelatihan bagi kaum esktrimis,” ungkap Holder, dalam pidatonya di Norwegia. Seperti dilansir Reuters, Selasa (8/7/2014).
Holder juga mendesak Eropa untuk berbagi informasi dengan pemerintah AS tentang warga mereka yang melakukan perjalanan ke Suriah. Warga negara yang memegang paspor Uni Eropa (UE) tidak membutuhkan visa untuk masuk ke AS, hal itu yang menjadi kekhwatiran Holder bahwa ada ekstrmis pemegang paspor UE yang masuk ke negara mereka.
"Kami memiliki kepentingan bersama dan menarik dalam mengembangkan strategi bersama untuk menghadapi masuknya ekstrimis kelahiran yang ikut bertempur di Suriah ke AS,” Holder menambahkan.
“Badan-badan intelijen AS memperkirakan, sekitar 7.000 dari 23 ribu ekstremis yang ikut berperang di Suriah adalah para pejuang asing, termasuk didalamnya puluhan warga Amerika,” ucap Jaksa Agung tersebut.
“Dunia internasional harusnya tidak membiarkan Suriah dan negara-negara konflik lainnya menjadi tempat pelatihan bagi kaum esktrimis,” ungkap Holder, dalam pidatonya di Norwegia. Seperti dilansir Reuters, Selasa (8/7/2014).
Holder juga mendesak Eropa untuk berbagi informasi dengan pemerintah AS tentang warga mereka yang melakukan perjalanan ke Suriah. Warga negara yang memegang paspor Uni Eropa (UE) tidak membutuhkan visa untuk masuk ke AS, hal itu yang menjadi kekhwatiran Holder bahwa ada ekstrmis pemegang paspor UE yang masuk ke negara mereka.
"Kami memiliki kepentingan bersama dan menarik dalam mengembangkan strategi bersama untuk menghadapi masuknya ekstrimis kelahiran yang ikut bertempur di Suriah ke AS,” Holder menambahkan.
“Badan-badan intelijen AS memperkirakan, sekitar 7.000 dari 23 ribu ekstremis yang ikut berperang di Suriah adalah para pejuang asing, termasuk didalamnya puluhan warga Amerika,” ucap Jaksa Agung tersebut.
(esn)