Separatis Minta Militer Rusia Beraksi Usir Pasukan Kiev
A
A
A
SLAVYANSK - Pemimpin separatis Ukraina timur mendesak Rusia untuk mengamankan gencatan senjata atau mengirim pasukan guna membantu mereka mengusir pasukan pro-Ukraina. Menurutnya, pihak separatis sudah tertekan dan kota-kota yang mereka kuasai bisa jatuh ke pasukan Kiev jika Rusia tidak membantu.
”Jika Rusia tidak mengamankan gencatan senjata atau melindungi kita, orang-orang Rusia yang tinggal di sini akan hancur,” kata Igor Strelkov, Menteri Pertahanan Republik Rakyat Donetsk kepada LifeNews.
”Ini akan terjadi dalam waktu seminggu, maksimal dua minggu. Dan Slavyansk akan menjadi wilayah pertama untuk dimusnahkan,” katanya mengacu pada kota yang dikuasai kubu separatis di Ukraina timur.
Strelkov mengecam keengganan Rusia untuk mengirim pasukan ke Ukraina. Dia menegaskan, akan terus berjuang bersama rekan-rekannya untuk mempertahankan wilayah Ukraina timur agar tidak direbut pasukan Ukraina.
”Rusia tidak ingin membantu (para pemberontak), dan justru akan dipersatukan kembali dengan orang-orang mereka (kubu Kiev),” lanjut dia. ”Ini sangat sulit untuk mengakui bahwa kita tidak memiliki bantuan (dari Rusia) selama tiga bulan.”
Sebelum konflik, Slavyansk, kota di bagian timur wilayah Donetsk, merupakan kota industri dengan populasi sekitar 120 ribu jiwa. Tapi setelah terjadi pertempuran sengit antara kelompok separatis dan pasukan pro-Kiev, kota itu telah berubah menjadi kota hantu.
Warga sipil yang tidak lari dari Slavyansk sekarang menderita, karena hidup tanpa listrik dan air. ”Ya, saya panik dan saya gelisah. Tentara saya sekarat setiap hari, rumah sakit dipenuhi dengan orang-orang yang terluka,” ujar Strelkov.
”Hal ini sangat sulit untuk melihat anak-anak dengan kaki mereka meledak oleh proyektil. Kami akan terus berjuang tapi kami benar-benar membutuhkan bantuan,” imbuh dia seperti dikutip AFP, Sabtu (5/7/2014).
”Jika Rusia tidak mengamankan gencatan senjata atau melindungi kita, orang-orang Rusia yang tinggal di sini akan hancur,” kata Igor Strelkov, Menteri Pertahanan Republik Rakyat Donetsk kepada LifeNews.
”Ini akan terjadi dalam waktu seminggu, maksimal dua minggu. Dan Slavyansk akan menjadi wilayah pertama untuk dimusnahkan,” katanya mengacu pada kota yang dikuasai kubu separatis di Ukraina timur.
Strelkov mengecam keengganan Rusia untuk mengirim pasukan ke Ukraina. Dia menegaskan, akan terus berjuang bersama rekan-rekannya untuk mempertahankan wilayah Ukraina timur agar tidak direbut pasukan Ukraina.
”Rusia tidak ingin membantu (para pemberontak), dan justru akan dipersatukan kembali dengan orang-orang mereka (kubu Kiev),” lanjut dia. ”Ini sangat sulit untuk mengakui bahwa kita tidak memiliki bantuan (dari Rusia) selama tiga bulan.”
Sebelum konflik, Slavyansk, kota di bagian timur wilayah Donetsk, merupakan kota industri dengan populasi sekitar 120 ribu jiwa. Tapi setelah terjadi pertempuran sengit antara kelompok separatis dan pasukan pro-Kiev, kota itu telah berubah menjadi kota hantu.
Warga sipil yang tidak lari dari Slavyansk sekarang menderita, karena hidup tanpa listrik dan air. ”Ya, saya panik dan saya gelisah. Tentara saya sekarat setiap hari, rumah sakit dipenuhi dengan orang-orang yang terluka,” ujar Strelkov.
”Hal ini sangat sulit untuk melihat anak-anak dengan kaki mereka meledak oleh proyektil. Kami akan terus berjuang tapi kami benar-benar membutuhkan bantuan,” imbuh dia seperti dikutip AFP, Sabtu (5/7/2014).
(mas)