Laut Hitam Memanas, Rusia dan NATO Saling Bermanuver
A
A
A
MOSKOW - Situasi di kawasan Laut Hitam kembali memanas setelah Rusia meluncurkan latihan perang besar-besaran di hari yang sama di mana NATO juga menggelar latihan perang. Manuver besar-besaran Rusia dan NATO itu sama-sama dimulai sejak kemarin (4/7/2014).
Kementerian Pertahanan Rusia mengkonfirmasi, sekitar 20 kapal perang, lebih dari 20 pesawat dan helikopter tempur, serta banyak artileri ambil bagian dalam latihan perang besar-besaran dalam satu komando Armada Laut Hitam. (Baca: Kapal Perang 5 Sekutu NATO Bermanuver di Laut Hitam)
Kualitas latihan perang besar-besaran militer Rusia diklaim telah disesuaikan dengan standar dunia. “Latihan (perang) mengeluarkan semua kemampun sejumlah misi pelatihan tempur, termasuk penghancuran musuh angkatan laut di laut, serta mengorganisir angkatan laut dan pertahanan udara di pesirir,” bunyi pernyataan Kementerian Pertahanan Rusia.
Dalam misi ini, kekuatan Armada Laut Hitam Rusia berada di bawah komando Laksamana Aleksandr Vitko. Rusia dalam latihan perang besar-besaran ini, secara khusus juga mendeteksi untuk upaya penghancuran kapal selam siluman milik musuh mereka.
”Pasukan pesisir dan marinir akan bergerilya berjuang dengan pasukan serbu taktis, sementara pesawat udara akan terlibat dalam pengintaian dan menargetkan kapal musuh,” lanjut kementerian itu.
Lima Sekutu NATO
Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO), juga memulai latihan perang di Laut Hitam sejak kemarin dan akan berakhir sampai 13 Juli 2014. Reuters, pada Sabtu (5/7/2014) melaporkan, berbagai kapal perang dari Amerika Serikat (AS) dan empat negara sekutu NATO terus beramanuver di Laut Hitam.
Selain AS yang mengerahkan kapal perangnya, Bulgaria, Rumania, Yunani dan Turki juga ikut mengerahkan kapal perang. AS juga menyediakan pesawat tempur untuk patroli.
“Tujuan utama dari latihan perang ini adalah untuk meningkatkan kompatibilitas taktis dan kolaborasi dari angkatan laut berbagai negara anggota NATO secara tidak terduga dan muncul dalam situasi kritis,” demikian keterangan Departemen Pertahanan Bulgaria.
Ketegangan NATO dengan Rusia dipicu oleh krisis Ukraina. Di mana NATO membela Ukraina, sejak wilayah Crimea yang sebelumnya milik Ukraina dianeksasi atau dicaplok Rusia.
Kementerian Pertahanan Rusia mengkonfirmasi, sekitar 20 kapal perang, lebih dari 20 pesawat dan helikopter tempur, serta banyak artileri ambil bagian dalam latihan perang besar-besaran dalam satu komando Armada Laut Hitam. (Baca: Kapal Perang 5 Sekutu NATO Bermanuver di Laut Hitam)
Kualitas latihan perang besar-besaran militer Rusia diklaim telah disesuaikan dengan standar dunia. “Latihan (perang) mengeluarkan semua kemampun sejumlah misi pelatihan tempur, termasuk penghancuran musuh angkatan laut di laut, serta mengorganisir angkatan laut dan pertahanan udara di pesirir,” bunyi pernyataan Kementerian Pertahanan Rusia.
Dalam misi ini, kekuatan Armada Laut Hitam Rusia berada di bawah komando Laksamana Aleksandr Vitko. Rusia dalam latihan perang besar-besaran ini, secara khusus juga mendeteksi untuk upaya penghancuran kapal selam siluman milik musuh mereka.
”Pasukan pesisir dan marinir akan bergerilya berjuang dengan pasukan serbu taktis, sementara pesawat udara akan terlibat dalam pengintaian dan menargetkan kapal musuh,” lanjut kementerian itu.
Lima Sekutu NATO
Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO), juga memulai latihan perang di Laut Hitam sejak kemarin dan akan berakhir sampai 13 Juli 2014. Reuters, pada Sabtu (5/7/2014) melaporkan, berbagai kapal perang dari Amerika Serikat (AS) dan empat negara sekutu NATO terus beramanuver di Laut Hitam.
Selain AS yang mengerahkan kapal perangnya, Bulgaria, Rumania, Yunani dan Turki juga ikut mengerahkan kapal perang. AS juga menyediakan pesawat tempur untuk patroli.
“Tujuan utama dari latihan perang ini adalah untuk meningkatkan kompatibilitas taktis dan kolaborasi dari angkatan laut berbagai negara anggota NATO secara tidak terduga dan muncul dalam situasi kritis,” demikian keterangan Departemen Pertahanan Bulgaria.
Ketegangan NATO dengan Rusia dipicu oleh krisis Ukraina. Di mana NATO membela Ukraina, sejak wilayah Crimea yang sebelumnya milik Ukraina dianeksasi atau dicaplok Rusia.
(mas)