Perbudakan, Noda Sejarah Kemerdakaan AS dari Inggris

Jum'at, 04 Juli 2014 - 17:18 WIB
Perbudakan, Noda Sejarah Kemerdakaan AS dari Inggris
Perbudakan, Noda Sejarah Kemerdakaan AS dari Inggris
A A A
WASHINGTON - Hari ini (4/7/2014) rakyat Amerika Serikat (AS) merayakan ulang tahun ke-238 kemerdekaan negara mereka dari Inggris. Pesta kembang api, rodeo, konser dan aneka parade dimunculkan dalam perayaan itu.

Setiap merayakan kemerdekaan, AS memiliki sejarah yang kontroversial. Sebab, penyusun proklamasi kemerdekaan negara itu ternyata majikan seorang budak. Fakta itu bertolak belakang dengan makna kemerdekaan.

Proklamasi itu dirancang Thomas Jefferson yang kala itu berusia 32 tahun. Jefferson tercatat sebagai majikan seorang budak, yang dinobatkan sebagai presiden ketiga AS.

“Kami memegang kebenaran ini menjadi jelas, bahwa semua manusia diciptakan sama, bahwa mereka diberkati oleh penciptanya dengan hak tertentu, bahwa di antara ini ada kehidupan, kebebasan dan mengejar kebahagiaan,” tulis Jefferson di awal penyusunan teks proklamasi kemerdekaan AS, seperti dikutip Huffington Post.

Jefferson bukan satu-satunya pemilik budak yang menandatangani dokumen proklamasi itu. Tokoh lain, George Washington, yang merupakan presiden pertama AS juga memiliki banyak budak.

Fakta itu memicu perselihan dengan wakil presiden kala itu, John Adams, yang menentang praktik perbudakan.Masalah itu tidak diselesaikan sampai Perang Saudara pecah setelah 80 tahun AS merdeka.

Dalam perayaan kemerdekaan kali ini, akan dipusatkan di Washington. Pemerintah AS akan membacakan Proklamasi Kemederkaan, seperti yang pernah dilakukan tokoh-tokoh penting AS terdahulu, yakni, Thomas Jefferson, Benjamin Franklin dan John Adams.

Pesta kembang api dan konser akan digelar Jumat malam di National Mall. Konser akan diramaikan oleh Frankie Valli, Patti Labelle, Michael McDonald, Muppets dan National Symphony Orchestra.

Namun, cuaca yang agak buruk diprediksi akan menghambat jutaan rakyat AS untuk ikut meramaikan pesta ulang tahun kemerdekaan, terutama di wilayah Pantai Timur AS.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6330 seconds (0.1#10.140)