Ketika Bocah-bocah 10 Tahun Didoktrin ISIS untuk Perang

Kamis, 03 Juli 2014 - 09:17 WIB
Ketika Bocah-bocah 10...
Ketika Bocah-bocah 10 Tahun Didoktrin ISIS untuk Perang
A A A
MOSUL - Bocah kecil di Kota Mosul, Irak Utara itu bernama Abdullah. Usianya baru 10 tahun. Di usia yang masih beli itu, semestinya dia menikmati masa kecilnya dengan bermain. Tapi dia sudah mengangkat senapan serbu untuk perang di Irak dan Suriah.

Abdullah, hanya satu dari sekian banyak bocah-bocah seusianya yang mengangkat senapan serbu di medan perang. Mereka adalah korban doktrin kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).

Sebagian dari mereka mengaku sukarela bergabung dengan ISIS, tapi keluguan bocah –bocah lainnya tidak bisa ditutupi jika mereka dipaksa militan ISIS untuk mempertaruhkan nyawa di medan perang.

Mereka didoktrin ISIS, bahwa perang yang mereka lakukan atas nama jihad atau berjuang atas nama Tuhan. Abdullah dididik ISIS untuk melanjutkan estafet sepak terjang kelompok militan itu.

”Kami percaya bahwa mereka akan menaklukkan semua Irak dan Persia. Mereka akan membebaskan Yerusalem,” kata seorang pria bersenjata dari dalam sebuah pernyataan yang muncul di berbagai situs pro-militan.”Mereka memiliki mimpi dan impian untuk mendirikan negara Islam,” lanjut militan itu.

Ketika ISIS menyerbu dan menguasai Kota Mosul, kelompok yang baru saja memproklamirkan khilafah Islam sedunia itu, diyakini telah memiliki 4 ribu tentara. Sebuah kekuatan yang tidak bisa dianggap remeh.

Kelompok itu sengaja merekrut bocah-bocah berusia 10 tahun dan para pemuda yang berusia 30 tahun, bersamaan dengan saat menyerbu kota-kota di Irak. Bocah-bocah yang direkrut ISIS mengaku terpaksa menuruti kelompok militan itu, karena mengikuti jejak ayah dan saudara mereka yang juga dipaksa bergabung dengan ISIS.

Selain didoktrin untuk perang, remaja-remaja yang direrkut ISIS juga diberi pelajaran tentang keagamaan. ”ISIS mengatakan ini adalah kamp tujuan,” kata Mohammed, 15, remaja yang direkrut ISIS untuk menerima pelajaran agama.

”Pelatihan ini dibagi menjadi dua bagian. Di kelas agama, mereka mengajarkan kita soal agama versi mereka, metode ekstremis mereka harus ikuti,. Mereka juga mencoba untuk meyakinkan kita tentang ideologi jihad, seperti kebesaran syahid,” lanjut Mohammed, seperti dikutip Russia Today, semalam (2/7/2014).
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1520 seconds (0.1#10.140)