Heboh Khalifah Islam Sedunia Dianggap Puncak usai Teror 9/11

Senin, 30 Juni 2014 - 12:26 WIB
Heboh Khalifah Islam Sedunia Dianggap Puncak usai Teror 9/11
Heboh Khalifah Islam Sedunia Dianggap Puncak usai Teror 9/11
A A A
BAGHDAD - Kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) membuat heboh dunia dengan memproklamirkan pemimpin mereka Abu Bakar al-Baghdadi sebagai khalifah Islam sedunia. Dalam memproklamirkan itu, ISIS minta umat Muslim di seluruh dunia tunduk padanya.

Sepak terjang ISIS disorot dunia, bukan hanya karena telah memproklamirkan khalifah Islam, tapi juga aksi bengis kelompok itu. Di mana, beberapa waktu lalu, militan ISIS melakukan pembantaian massal di wilayah Irak. (Baca: ISIS Proklamirkan Khalifah Baru Muslim Sedunia)

Kelompok Human Right Watch (HRW) menduga korban mencapai ratusan jiwa. Namun, ISIS justru mengklaim mereka telah mengesekusi 1.700 tentara Irak. HRW berdasarkan foto citra satelit menyatakan lokasi pembantaian massal oleh militan ISIS terjadi di Tikrit, Irak utara.

Charles Lister, Visiting Fellow di Brookings Doha Center, menilai sepak terjang ISIS sedang dalam puncaknya.”Apa pun keputusan yang dibuat dalam hal legitimasi, soal pengumuman bahwa ia (ISIS) telah memulihkan kekhalifahan, kemungkinan ini perkembangan paling signifikan dalam jihadisme internasional sejak 9/11,” kata Lister, mengacu pada aksi teroris terhadap WTC Amerika Serikat 11 September 2001 atau dikenal teror 9/11.

”Dampak dari pengumuman ini akan semakin luas sebagai afiliasi al-Qaeda dan kelompok-kelompok jihad independen sekarang pasti memilih untuk mendukung dan bergabung dengan ISIS atau justru menentangnya,” lanjut Lister, seperti dikutip Reuters, Senin (30/6/2014).

Menurutnya, negara-negara Teluk Arab seperti Arab Saudi mungkin akan khawatir dengan deklarasi kekhalifahan secara terbuka itu. Saudi sendiri sebenarnya sudah memerangi militan al-Qaeda selama beberapa tahun, dan pernah menghancurkan kampanye mereka pada tahun 2006. (Baca juga: Dibaiat Jadi Khalifah Islam Sedunia, Ini Sosok al-Baghdadi)

”Penguasa Teluk akan melihat proklamasi itu sebagai bukti bahwa organisasi itu merupakan ancaman eksternal besar bagi stabilitas mereka,” ujar Kristian Ulrichsen, pengamat Teluk asal Amerika Serikat yang berbasis di Baker Institute.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7310 seconds (0.1#10.140)