Citra Satelit: Hutan Indonesia di Ambang 'Kiamat'

Senin, 30 Juni 2014 - 08:36 WIB
Citra Satelit: Hutan...
Citra Satelit: Hutan Indonesia di Ambang 'Kiamat'
A A A
PARIS - Sebuah citra satelit menunjukkan hutan alam di Indonesia yang jadi penyangga terhadap perubahan iklim dunia di ambang kepunahan atau "kiamat". Demikian disampaikan para ilmuwan.

Sebuah data menyebut, antara tahun 2000- 2012, Indonesia kehilangan sekitar 15.970.000 hektare. Di mana, 6.020.000 hektare di antaranya merupakan hutan primer. Luas are hutan yang hilang atau rusak itu disebut-sebut hampir seukuran negara Sri Lanka.

Para peneliti menemukan bahwa hilangnya hutan primer begitu cepat dalam satu periode. Catatan pada tahun 2012, hutan primer Indonesia menyusut hingga 840 hektare, hampir dua kali lipat dari laju kerusakan hutan di Brazil yang mencapai 460.000 hektare di tahun yang sama.

”Hutan Indonesia mengandung keanekaragaman hayati flora dan fauna yang tinggi, termasuk 10 persen dari tanaman di dunia, 12 persen mamalia dunia, 16 persen reptil-amfibi di dunia dan 17 persen spesies burung di dunia,” demikian laporan riset para ilmuwan yang diterbitkan dalam Jurnal Nature Climate Change.

”Pembersihan luas tutupan hutan primer Indonesia secara langsung mengakibatkan hilangnya habitat, termasuk flora dan fauna yang punah,” lanjut laporan riset itu.

Kerusakan hutan yang parah atau deforestasi juga merupakan pukulan bagi upaya untuk memerangi perubahan iklim. Sebab, di hutan itulah, terdapat pohon-pohon tua yang menyimpan emisi karbon yang jadi andalan untuk mengurangi pemanasan global.

Penelitian yang dipimpin oleh Belinda Margono, ahli geografi dari University of Maryland, melihat langsung gambar citra satelit itu.”Sangat penting untuk mengetahui konteks kerusakan hutan, baik hutan alam biomassa tinggi atau perkebunan siklus pendek,” kata Belinda Margono, seperti dikutip Channel News Asia, Senin (30/6/2014).

“Demikian pula, pembukaan hutan alam memiliki implikasi yang sangat berbeda pada pemeliharaan kekayaan dan keanekaragaman hayati,” lanjut dia.

Dia mencatat bahwa pada tahun 2010, Organisasi PBB untuk Pangan dan Pertanian (FAO) menempatkan hilangnya hutan Indonesia secara keseluruhan mencapai 310.000 hektare per tahun dari 2000-2005. Dan sekitar 690.000 hektare per tahun dari tahun 2005-2010.

Indonesia sendiri, dalam sebuah laporan kepada Konvensi Kerangka Kerja Perubahan Iklim (UNFCCC)--sebuah badan PBB--pada tahun 2009, diperkirakan hilangnya hutan sebesar 1,1 juta hektar per tahun dari 2000-2005.

Riset Margono menemukan kerusakan hutan terbesar adalah hutan lahan basah di Sumatra dan Kalimantan. Di mana para mafia perusak hutan menebang pohon-pohon secara massif dan lahannya digunakan untuk pertanian.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0878 seconds (0.1#10.140)