Maliki Dukung Pemerintahan Persatuan Irak
A
A
A
BAGHDAD - Perdana Menteri Irak, Nuri al-Maliki pada Rabu (25/5/2014) menyatakan, dirinya mendukung penuh upaya pembentukan pemerintah baru negara itu. Irak dikabarkan akan segera melakukan pembentukan pemerintah persatuan untuk mengakhiri krisis di negara mereka.
Melansir Reuters, kian merajarelanya militan yang membuat Maliki setuju untuk membentuk kabinet persatuan. Dia juga mengaku bahwa dia telah membuat keadaan lebih buruk karena mengasingkan para moderat Sunni yang akhirnya menyeberang ke pihak militan.
“Kami akan menghadiri sesi pertama parlemen untuk pembentukan konstitusi baru, dan membahas saran Agung Marjaiya (ulama Syiah Irak) dan menunjukan kesetiaan terhadap warga kami,” ungkap Maliki.
Sebelumnya, ketua Marjaya Agung, Ayatollah Ali al-Sistani menyarankan agar pemerintahan persatuan agar dapat segera dibentuk dan dijalankan segera mungkin. Hal ini memicu pemerintah untuk segera melaksanakan sidang parlemen yang akan berlangsung 1 Juli mendatang.
Dukungan terhadap Maliki semakin hari semakin tergerus, hal ini dikarenakan banyak pihak menganggap Maliki gagal untuk mengendalikan para militan. Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) John Kerry bahkan mendesak sidang tanggal 1 nanti sebagai langkah awal pembentukan pemerintah baru.
Melansir Reuters, kian merajarelanya militan yang membuat Maliki setuju untuk membentuk kabinet persatuan. Dia juga mengaku bahwa dia telah membuat keadaan lebih buruk karena mengasingkan para moderat Sunni yang akhirnya menyeberang ke pihak militan.
“Kami akan menghadiri sesi pertama parlemen untuk pembentukan konstitusi baru, dan membahas saran Agung Marjaiya (ulama Syiah Irak) dan menunjukan kesetiaan terhadap warga kami,” ungkap Maliki.
Sebelumnya, ketua Marjaya Agung, Ayatollah Ali al-Sistani menyarankan agar pemerintahan persatuan agar dapat segera dibentuk dan dijalankan segera mungkin. Hal ini memicu pemerintah untuk segera melaksanakan sidang parlemen yang akan berlangsung 1 Juli mendatang.
Dukungan terhadap Maliki semakin hari semakin tergerus, hal ini dikarenakan banyak pihak menganggap Maliki gagal untuk mengendalikan para militan. Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) John Kerry bahkan mendesak sidang tanggal 1 nanti sebagai langkah awal pembentukan pemerintah baru.
(esn)