AS Menilai China Gila-gilaan Investasi Alat Perang
A
A
A
WASHINGTON - Departemen Pertahanan atau Pentagon Amerika Serikat melansir data yang menyebut belanja peralatan milter China gila-gilaan. Menurut Pentagon, anggaran belanja peralatan perang Beijing pada tahun lalu tercatat sebesar USD145 miliar atau sekitar Rp1,7 biliun.
Anggaran sebesar itu untuk memodernisasi gudang drone (pesawat nirawak), kapal perang, pesawat jet tempur, rudal dan senjata cyber. Pentagon bahkan memprediksi pada tahun ini, anggaran belanja alutsista China jauh lebih besar dari tahun lalu.
Laporan itu muncul hanya beberapa hari setelah Menteri Pertahanan AS, Chuck Hagel, berkomentar keras yang membuat China marah. Hagel dalam komentarnya menuduh China melakukan destabilisasi wilayah Laut China Selatan dengan mengklaim seluruh wilayah laut tersebut. Padahal wilayah itu juga diklaim Taiwan, Brunei, Vietnam, Filipina dan Malaysia.
Dalam laporan setebal 96 halaman, Pentagon mengatakan China adalah menempatkan penekanan untuk mempersiapkankontinjensi potensial di Laut China Selatan dan Laut China Timur. Pentagon mengklaim masih melihat Angkatan Laut China masih bermanuver di wilayah sengketa.
AS juga menyoroti bidang cyber China, di mana bulan lalu perwira China dituduh melakukan hacking terhadap fasilitas nuklir AS. ”China menggunakan kemampuannya untuk mendukung aksi intelijen mereka terhadap diplomatik, ekonomi, dan pertahanan AS,” bunyi laporan itu, seperti dikutip Reuters, Jumat (6/6/2014).
Dalam pengembangan pesawat nirawak, Pentagon juga menilai China telah melebihi AS dalam pengeluaran belanja untuk memodernisasi peralatan pesawat nirawaknya. Sementara itu, China hingga kini belum merespons laporan Pentagon itu.
Anggaran sebesar itu untuk memodernisasi gudang drone (pesawat nirawak), kapal perang, pesawat jet tempur, rudal dan senjata cyber. Pentagon bahkan memprediksi pada tahun ini, anggaran belanja alutsista China jauh lebih besar dari tahun lalu.
Laporan itu muncul hanya beberapa hari setelah Menteri Pertahanan AS, Chuck Hagel, berkomentar keras yang membuat China marah. Hagel dalam komentarnya menuduh China melakukan destabilisasi wilayah Laut China Selatan dengan mengklaim seluruh wilayah laut tersebut. Padahal wilayah itu juga diklaim Taiwan, Brunei, Vietnam, Filipina dan Malaysia.
Dalam laporan setebal 96 halaman, Pentagon mengatakan China adalah menempatkan penekanan untuk mempersiapkankontinjensi potensial di Laut China Selatan dan Laut China Timur. Pentagon mengklaim masih melihat Angkatan Laut China masih bermanuver di wilayah sengketa.
AS juga menyoroti bidang cyber China, di mana bulan lalu perwira China dituduh melakukan hacking terhadap fasilitas nuklir AS. ”China menggunakan kemampuannya untuk mendukung aksi intelijen mereka terhadap diplomatik, ekonomi, dan pertahanan AS,” bunyi laporan itu, seperti dikutip Reuters, Jumat (6/6/2014).
Dalam pengembangan pesawat nirawak, Pentagon juga menilai China telah melebihi AS dalam pengeluaran belanja untuk memodernisasi peralatan pesawat nirawaknya. Sementara itu, China hingga kini belum merespons laporan Pentagon itu.
(mas)