Usai Skandal Penyadapan, Abbott Ingin Berbaikan dengan SBY

Senin, 02 Juni 2014 - 14:50 WIB
Usai Skandal Penyadapan,...
Usai Skandal Penyadapan, Abbott Ingin Berbaikan dengan SBY
A A A
CANBERRA - Perdana Menteri (PM) Australia, Tony Abbott, berencana untuk bertemu dengan Presiden Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pada Rabun anti. Pertemuan itu bertujuan untuk menormalkan hubungan Australia dan Indonesia.

“Pertemuan dijadwalkan berlangsung di Batam, Indonesia,” tulis The Australian, Senin (2/6/2014). Abbott ingin berbaikan dengan Presiden SBY, setelah hubungan kedua negara retak akibat skandal penyadapan yang dilakukan intelijen Australia tahun 2007.

Dalam skandal yang dibocorkan bekas kontrator NSA, Edward Joseph Snowden itu, intelijen Australia menyadap ponsel SBY, istrinya dan beberapa pejabat tinggi Indonesia. Kasus itu sejatinya terjadi sebelum Abbott menjabat sebagai PM Australia. Tapi dibocorkan Snowden, ketika Abbott memimpin Australia.

Akibat penyadapan itu, Indonesia menghentikan kerjasama dengan Australia. Abbott juga tidak pernah secara terbuka menyampaikan permintaan maaf, seperti yang dituntut pemerintah Indonesia.

Pertemuan Abbott dan SBY telah dijadwalkan, sebelum Abbott terbang ke Eropa untuk memperingati D-Day (peringatan Perang Dunia II).

Pulau Batam juga menjadi tempat rekonsiliasi antara mantan Perdana Menteri John Howard dan SBY tahun 2006. Hubungan kedua pemimpin ini mengalami masalah terkait sejumlah warga Papua yang mencari suaka di Australia.

Sebagai langkah perbaikan hubungan Indonesia dan Australia, Duta Besar Indonesia untuk Australia, Nadjib Riphat Kesoema telah kembali ke Canberra setelah ditarik SBY beberapa bulan lalu. Menteri Luar Negeri Australia, Julie Bishop dan Menteri Luar Negeri Indonesia, Marty Natalegawa, juga telah bernegosiasi soal kode etik spionase antara kedua negara.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.9428 seconds (0.1#10.140)