Kian Kacau, MH370 Disebut Tak Tinggalkan Wilayah Malaysia
A
A
A
KUALA LUMPUR-Informasi perihal tragedi lenyapnya pesawat Malaysia Airlines MH370 semakin kacau. Sebab, muncul laporan dari seorang kapten pilot yang menyebut pesawat itu tidak pernah meninggalkan wilayah udara Malaysia.
Kelompok internasional yang terdiri dari para keluarga penumpang pesawat MH370 mendesak Malaysia menjelaskan soal laporan itu. Laporan itu disampaikan kelompok internasional berdasarkan klaim dari kapten pilot yang tidak disebut namanya.
“Mengapa ia (kapten pilot) berpikir bahwa pesawat tidak pernah meninggalkan wilayah udara Malaysia atau berdasarkan informasi apa yang ia membuat penilaian seperti ini?” tanya kelompok internasional yang digalang keluarga dari Philip Woods, salah satu penumpang pesawat MH370 asal Amerika Sertikat, seperti dikutip The Star, Senin (26/5/2014).
Jika meninggalkan wilayah udara Malaysia, kelompok itu juga mempertanyakan mengapa tidak ada respons balik dari radar Singapura, Thailand dan Indonesia. Kekacauan informasi itu membuat mereka semakin bingung.
Kelompok ini telah mengirimkan analisis laporan pendahuluan soal tragedi MH370 via e - mail kepada Perdana Menteri Malaysia, Najib Razak, Wakil Perdana Menteri Australia, Warren Truss, dan perwakilan dari berbagai instansi yang terlibat dalam operasi pencarian dan penyelamatan (SAR).
Pihak pemerintah Malaysia menanggapi langsung permintaan penjelasan yang dituntut kelompok internasional itu. Deputi Menteri Transportasi Malaysia, Aziz Kaprawi, mengatakan berbagai negara, termasuk Amerika Serikat, Australia dan China, telah mengakui analisis perusahaan satelit Inmarsat Inggris yang menunjukkan bahwa pesawat MH370 telah jatuh di Samudera Hindia.
”Data Inmarsat menunjukkan bahwa pesawat itu terbang melintasi Samudera Hindia,” kata Aziz. Pesawat tipe Boeing 777-2H6ER yang membawa 239 orang itu lenyap misterius pada pukul 01.21 waktu Malaysia setelah lepas landas dari Bandara Internasional Kuala Lumpur pada 8 Maret 2014.
Pencarian yang dilakukan tim gabungan dari berbagai negara, yang dipimpin Australia selama dua bulan lebih tidak membuahkan hasil. Hari ini, Menteri Transportasi Malaysia, Hishammuddin Hussein menginstruksikan Departemen Penerbangan Sipil ( DCA ) untuk berdiskusi dengan Inmarsat terkait perilisan data mentah satelit itu kepada publik.
Kelompok internasional yang terdiri dari para keluarga penumpang pesawat MH370 mendesak Malaysia menjelaskan soal laporan itu. Laporan itu disampaikan kelompok internasional berdasarkan klaim dari kapten pilot yang tidak disebut namanya.
“Mengapa ia (kapten pilot) berpikir bahwa pesawat tidak pernah meninggalkan wilayah udara Malaysia atau berdasarkan informasi apa yang ia membuat penilaian seperti ini?” tanya kelompok internasional yang digalang keluarga dari Philip Woods, salah satu penumpang pesawat MH370 asal Amerika Sertikat, seperti dikutip The Star, Senin (26/5/2014).
Jika meninggalkan wilayah udara Malaysia, kelompok itu juga mempertanyakan mengapa tidak ada respons balik dari radar Singapura, Thailand dan Indonesia. Kekacauan informasi itu membuat mereka semakin bingung.
Kelompok ini telah mengirimkan analisis laporan pendahuluan soal tragedi MH370 via e - mail kepada Perdana Menteri Malaysia, Najib Razak, Wakil Perdana Menteri Australia, Warren Truss, dan perwakilan dari berbagai instansi yang terlibat dalam operasi pencarian dan penyelamatan (SAR).
Pihak pemerintah Malaysia menanggapi langsung permintaan penjelasan yang dituntut kelompok internasional itu. Deputi Menteri Transportasi Malaysia, Aziz Kaprawi, mengatakan berbagai negara, termasuk Amerika Serikat, Australia dan China, telah mengakui analisis perusahaan satelit Inmarsat Inggris yang menunjukkan bahwa pesawat MH370 telah jatuh di Samudera Hindia.
”Data Inmarsat menunjukkan bahwa pesawat itu terbang melintasi Samudera Hindia,” kata Aziz. Pesawat tipe Boeing 777-2H6ER yang membawa 239 orang itu lenyap misterius pada pukul 01.21 waktu Malaysia setelah lepas landas dari Bandara Internasional Kuala Lumpur pada 8 Maret 2014.
Pencarian yang dilakukan tim gabungan dari berbagai negara, yang dipimpin Australia selama dua bulan lebih tidak membuahkan hasil. Hari ini, Menteri Transportasi Malaysia, Hishammuddin Hussein menginstruksikan Departemen Penerbangan Sipil ( DCA ) untuk berdiskusi dengan Inmarsat terkait perilisan data mentah satelit itu kepada publik.
(mas)