Rusia Siapkan Sanksi Balasan pada Amerika
A
A
A
MOSCOW -Pemerintah Rusia telah mempersiapkan rencana untuk menjatuhkan sanksi balasan terhadap Amerika Serikat (AS). Rencana sanksi balasan itu, disampaikan Perdana Menteri Rusia, Dmitry Medvedev.
”Tentu saja, ada rencana tindakan, tergantung pada bagaimana situasi yang akan berkembang, " kata Medvedev dalam sebuah wawancara dengan stasiun televisi Bloomberg.
AS telah menjatuhkan sanksi terhadap para petinggi Moskow, dan tokoh-tokoh pro-separatis di Ukraina timur. Sanksi itu sebagai respons AS yang menganggap Rusia terlalu intervensi atas krisis di Ukraina.
Namun, Rusia tak tinggal diam dengan sanksi yang dijatuhkan AS itu. “Kalau kita bicara skenario buruk, meskipun fakta bahwa kami keberatan dengan sanksi," ujarMedvedev, seperti dilansirItar-Tass, Selasa (20/5/2014).
"Paket kami (berupa) tindakan balasan tidak hanya mencakup langkah-langkah menuju perbaikan bertahap dari situasi di perekonomian kita, tetapi juga langkah-langkah yang mungkin menargetkan negara-negara tertentu,” lanjut Medvedev.
Selain AS, Uni Eropa juga menjatuhkan sanksi terhadap para petinggi Moskow. Bahkan jaksa fenomenal Crimea Natalya Poklonskaya, juga masuk dalam daftar tokoh yang terkena sanksi. (Baca: Jaksa Cantik Crimea pun Dikenai Sanksi Uni Eropa)
Data terbaru menyebut sekitar 61 orang, baik tokoh Rusia maupun Ukraina timur telah masuk daftar yang terkena sanksi Uni Eropa. Sanksi untuk 61 orang itu akan ditinjau pada November 2014 mendatang.
Sebanyak 61 tokoh itu termasuk para tokoh baru, yakni tiga pejabat Rusia, empat pejabat Crimea dan enam pendukung Federalisasi Ukraina.
Sumber-sumber diplomatik mengatakan, minimal 10 dari 28 negara Uni Eropa menjadi negara terlarang bagi tokoh-tokoh yang dikenai sanksi. Negara-negara yang dimaksud antara lain, Austria, Bulgaria, Siprus, Finlandia, Yunani, Hungaria, Luksemburg, Malta, Portugal, dan Spanyol.
”Tentu saja, ada rencana tindakan, tergantung pada bagaimana situasi yang akan berkembang, " kata Medvedev dalam sebuah wawancara dengan stasiun televisi Bloomberg.
AS telah menjatuhkan sanksi terhadap para petinggi Moskow, dan tokoh-tokoh pro-separatis di Ukraina timur. Sanksi itu sebagai respons AS yang menganggap Rusia terlalu intervensi atas krisis di Ukraina.
Namun, Rusia tak tinggal diam dengan sanksi yang dijatuhkan AS itu. “Kalau kita bicara skenario buruk, meskipun fakta bahwa kami keberatan dengan sanksi," ujarMedvedev, seperti dilansirItar-Tass, Selasa (20/5/2014).
"Paket kami (berupa) tindakan balasan tidak hanya mencakup langkah-langkah menuju perbaikan bertahap dari situasi di perekonomian kita, tetapi juga langkah-langkah yang mungkin menargetkan negara-negara tertentu,” lanjut Medvedev.
Selain AS, Uni Eropa juga menjatuhkan sanksi terhadap para petinggi Moskow. Bahkan jaksa fenomenal Crimea Natalya Poklonskaya, juga masuk dalam daftar tokoh yang terkena sanksi. (Baca: Jaksa Cantik Crimea pun Dikenai Sanksi Uni Eropa)
Data terbaru menyebut sekitar 61 orang, baik tokoh Rusia maupun Ukraina timur telah masuk daftar yang terkena sanksi Uni Eropa. Sanksi untuk 61 orang itu akan ditinjau pada November 2014 mendatang.
Sebanyak 61 tokoh itu termasuk para tokoh baru, yakni tiga pejabat Rusia, empat pejabat Crimea dan enam pendukung Federalisasi Ukraina.
Sumber-sumber diplomatik mengatakan, minimal 10 dari 28 negara Uni Eropa menjadi negara terlarang bagi tokoh-tokoh yang dikenai sanksi. Negara-negara yang dimaksud antara lain, Austria, Bulgaria, Siprus, Finlandia, Yunani, Hungaria, Luksemburg, Malta, Portugal, dan Spanyol.
(mas)