Moskow pertanyaan unsur demokrasi dalam pemilu Ukraina
A
A
A
Sindonews.com – Pemerintah Rusia mempertanyakan unsur demokrasi dalam pemilihan presiden yang akan berlangsung pada 25 Mei di Ukraina. Pasalnya, pemilu akan berlangsung di tengah pecahnya pertempuran di wilayah timur negara itu.
"Bisakah pemilu diadakan di tengah gemuruh senjata dan akan benar-benar memenuhi norma-norma demokrasi dari proses pemilu?" sebut pernyataan Kementerian Luar Negeri Rusia, Sabtu (17/5/2014).
Rusia pun mendesak pihak berwenang di Kiev untuk segera mengakhiri operasi militer di wilayah tenggara negara itu. Rusia juga menuduh pemerintah Ukraina melakukan tindakan hukuman terhadap warga negaranya sendiri.
Militer Ukraina telah berjuang selama lebih dari satu bulan untuk mencoba menghancurkan pemberontakan yang dilakukan oleh separatis pro-Rusia. Akibatnya, puluhan orang telah tewas.
Seperti dikutip dari Channel News Asia, Moskow menyatakan, pasukan pemerintah Ukraina telah berusaha menyerbu kota Slavyansk di wilayah Donetsk dengan menggunakan dukungan udara dan artileri berat.
Dilaporkan, akibat serangan tersebut, puluhan orang terluka. “Kiev menciptakan ancaman nyata bagi kehidupan warga sipil," tuduh Moskow.
"Bisakah pemilu diadakan di tengah gemuruh senjata dan akan benar-benar memenuhi norma-norma demokrasi dari proses pemilu?" sebut pernyataan Kementerian Luar Negeri Rusia, Sabtu (17/5/2014).
Rusia pun mendesak pihak berwenang di Kiev untuk segera mengakhiri operasi militer di wilayah tenggara negara itu. Rusia juga menuduh pemerintah Ukraina melakukan tindakan hukuman terhadap warga negaranya sendiri.
Militer Ukraina telah berjuang selama lebih dari satu bulan untuk mencoba menghancurkan pemberontakan yang dilakukan oleh separatis pro-Rusia. Akibatnya, puluhan orang telah tewas.
Seperti dikutip dari Channel News Asia, Moskow menyatakan, pasukan pemerintah Ukraina telah berusaha menyerbu kota Slavyansk di wilayah Donetsk dengan menggunakan dukungan udara dan artileri berat.
Dilaporkan, akibat serangan tersebut, puluhan orang terluka. “Kiev menciptakan ancaman nyata bagi kehidupan warga sipil," tuduh Moskow.
(esn)