Ledakan tambang renggut 274 jiwa, PM Turki nyaris diamuk
A
A
A
Sindonews.com – Korban tewas akibat ledakan di tambang batu bara di Soma, Manisa, Turki bertambah menjadi 274 orang. Perdana Menteri Turki, Recep Tayyip Erdogan langsung dicemooh rakyatnya dan didesak untuk mengundurkan diri.
Di Soma, masyarakat melampiaskan kemarahannya kepada Erdogan. Mereka mengamuk dan menendang mobil sang perdana menteri setelah ia melakukan konferensi pers untuk menyikapi bencana tambang itu.
Sebelum konferensi pers, Erdogan yang turun dari mobilnya dicemooh masyarakat setempat. Sesaat kemudian terjadi bentrokan ketika massa hendak mendekati Erdogan yang dikepung para pengawalnya. Erdogan kemudian mencari perlindungan di sebuah toko.
Tak puas, massa kemudian melampiaskan kemarahannya dengan menyerang kantor partai berkuasa pendukung Erdogan yakni Partai AK.
Sementara itu, polisi di Ibukota Ankara , menembakkan gas air mata dan meriam air ke arah sekitar 800 demonstran yang mencoba berbaris untuk memprotes Kementerian Energi atas bencana tambang itu.
Erdogan, seperti dilansir Reuters, Kamis (15/5/2014), mengatakan, setiap upaya akan dilakukan untuk menemukan para penambang yang hilang. Dia berjanji untuk menuntaskan penyelidikan atas bencana mematikan itu.
Bencana itu juga memicu kelompok serikat pekerja melakukan aksi mogok kerja massal. Kepala Konfederasi Serikat Buruh Revolusioner Turki, Arzu Cerkezoglu, mengatakan selain mogok kerja massal, para pekerja juga menyerukan rakyat mengenakan pita hitam untuk berdemo di Departemen Tenaga Kerja.
Menurut mereka, pemerintah hanya mengejar keuntungan tanpa menjamin keselamatan para pekerja. ”Mereka yang mengejar privatisasi dengan kebijakan mengurangi biaya untuk penjaminan keselamatan kerja dana penyebab pembantaian di Soma. Mereka harus harus bertanggung jawab,” bunyi pernyataan kelompok serikat pekerja itu.
Menteri Energi Turki, Taner Yildiz, mengatakan saat ledakan ada 787 orang yang berada di dalam tambang. Ledakan itu dipicu masalah listrik. Menurutnya lebih dari 300 orang telah berhasil diselamatkan.
Di Soma, masyarakat melampiaskan kemarahannya kepada Erdogan. Mereka mengamuk dan menendang mobil sang perdana menteri setelah ia melakukan konferensi pers untuk menyikapi bencana tambang itu.
Sebelum konferensi pers, Erdogan yang turun dari mobilnya dicemooh masyarakat setempat. Sesaat kemudian terjadi bentrokan ketika massa hendak mendekati Erdogan yang dikepung para pengawalnya. Erdogan kemudian mencari perlindungan di sebuah toko.
Tak puas, massa kemudian melampiaskan kemarahannya dengan menyerang kantor partai berkuasa pendukung Erdogan yakni Partai AK.
Sementara itu, polisi di Ibukota Ankara , menembakkan gas air mata dan meriam air ke arah sekitar 800 demonstran yang mencoba berbaris untuk memprotes Kementerian Energi atas bencana tambang itu.
Erdogan, seperti dilansir Reuters, Kamis (15/5/2014), mengatakan, setiap upaya akan dilakukan untuk menemukan para penambang yang hilang. Dia berjanji untuk menuntaskan penyelidikan atas bencana mematikan itu.
Bencana itu juga memicu kelompok serikat pekerja melakukan aksi mogok kerja massal. Kepala Konfederasi Serikat Buruh Revolusioner Turki, Arzu Cerkezoglu, mengatakan selain mogok kerja massal, para pekerja juga menyerukan rakyat mengenakan pita hitam untuk berdemo di Departemen Tenaga Kerja.
Menurut mereka, pemerintah hanya mengejar keuntungan tanpa menjamin keselamatan para pekerja. ”Mereka yang mengejar privatisasi dengan kebijakan mengurangi biaya untuk penjaminan keselamatan kerja dana penyebab pembantaian di Soma. Mereka harus harus bertanggung jawab,” bunyi pernyataan kelompok serikat pekerja itu.
Menteri Energi Turki, Taner Yildiz, mengatakan saat ledakan ada 787 orang yang berada di dalam tambang. Ledakan itu dipicu masalah listrik. Menurutnya lebih dari 300 orang telah berhasil diselamatkan.
(mas)