Perancis menyesal AS batal gempur Suriah
A
A
A
Sindonews.com – Pemerintah Perancis menyatakan penyesalannya bahwa Amerika Serikat batal untuk menyerang Suriah. Penyesalan itu disampaikan Menteri Luar Negeri Perancis, Laurent Fabius saat berkunjung ke Washington.
AS semula ingin menyerang rezim Suriah pimpinan Presiden Bashar al-Assad sebagai respons atas serangan senjata kimia di dekat Damaskus, Agustus 2013 lalu. Namun, rencana Obama batal, setelah bernegosiasi dengan Rusia untuk mendamaikan kubu Assad dan oposisi di atas meja perundingan.
”Kami menyesal karena kami pikir itu akan mengubah banyak hal. Tapi apa yang sudah terjadi, dan kami tidak akan menulis ulang sejarah itu,” kata Fabius, yang dilansir Al Arabiya, semalam (13/5/2014).
Dia meyakini rezim Suriah telah menggunakan senjata kimia termasuk klorin dalam 14 serangan sejak akhir 2013. ”Kami memiliki saksi yang kredibel untuk membuktikan, setidaknya 14 serangan gas kimia,” ujarnya Fabius.
Sementara itu, Assad telah menyerahkan sekitar 92 persen persediaan senjata kimianya dihancurkan. Namun, Fabius meragukannya.”Kami memiliki banyak elemen yang membawa kita untuk percaya bahwa sejumlah senjata kimia (Suriah) telah disembunyikan,” imbuh dia.
Menurut Fabius, dari laporan 14 serangan senjata kimia, yang terbaru terjadi beberapa pekan lalu. ”Jumlahnya lebih kecil dari total senjata kimia yang telah digunakan, terutama klorin,” katanya.
AS semula ingin menyerang rezim Suriah pimpinan Presiden Bashar al-Assad sebagai respons atas serangan senjata kimia di dekat Damaskus, Agustus 2013 lalu. Namun, rencana Obama batal, setelah bernegosiasi dengan Rusia untuk mendamaikan kubu Assad dan oposisi di atas meja perundingan.
”Kami menyesal karena kami pikir itu akan mengubah banyak hal. Tapi apa yang sudah terjadi, dan kami tidak akan menulis ulang sejarah itu,” kata Fabius, yang dilansir Al Arabiya, semalam (13/5/2014).
Dia meyakini rezim Suriah telah menggunakan senjata kimia termasuk klorin dalam 14 serangan sejak akhir 2013. ”Kami memiliki saksi yang kredibel untuk membuktikan, setidaknya 14 serangan gas kimia,” ujarnya Fabius.
Sementara itu, Assad telah menyerahkan sekitar 92 persen persediaan senjata kimianya dihancurkan. Namun, Fabius meragukannya.”Kami memiliki banyak elemen yang membawa kita untuk percaya bahwa sejumlah senjata kimia (Suriah) telah disembunyikan,” imbuh dia.
Menurut Fabius, dari laporan 14 serangan senjata kimia, yang terbaru terjadi beberapa pekan lalu. ”Jumlahnya lebih kecil dari total senjata kimia yang telah digunakan, terutama klorin,” katanya.
(mas)