Pakai tank tempur, pasukan Kiev bunuh 20 massa pro-Rusia
A
A
A
Sindonews.com – Pertempuran antara pasukan tempur Ukraina dan kelompok separatis lokal pro-Rusia di Mariupol, wilayah timur Ukraina, kemarin memakan banyak korban jiwa. Pasukan Ukraina yang mengerahkan tank-tank tempur telah menewaskan 20 massa pro-Rusia.
Sebuah video rekaman pertempuran menunjukkan, kendaraan lapis baja menembus barikade yang dibangun kelompok separatis pro-Rusia. Tak berselang lama terjadi baku tembak.
Menteri Dalam Negeri Ukraina, Arsen Avakov, membenarkan sekitar 20 militan pro-Rusia tewas. Dia mengaggap para korban sebagai teroris yang mencoba merebut markas polisi kota Mariupol.
Seorang anggota parlemen Ukraina, Oleh Lyashko, memberikan data yang berbeda. Menurutnya, hanya delapan orang separatis pro-Rusia yang tewas dalam bentrokan ketika pasukan Ukraina mengusir militant pro-Rusia dari markas polisi kota setempat.
Seorang fotografer lokal di Mariupol kepada Reuters yang dilansir Sabtu (10/5/2014), mengatakan, dua jenazah tergeletak di jalan. ” Salah satunya pasti seorang polisi,” katanya.
Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov, mengaku sudah menelepon Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, John Kerry, sesaat setelah insiden mematikan terjadi. Dalam percakapan telepon itu Lavrov minta Washington bekerja sama dengan Kiev untuk mengakhiri operasi militer Ukraina yang telah menewaskan banyak militan separatis pro-Rusia.
Sebuah video rekaman pertempuran menunjukkan, kendaraan lapis baja menembus barikade yang dibangun kelompok separatis pro-Rusia. Tak berselang lama terjadi baku tembak.
Menteri Dalam Negeri Ukraina, Arsen Avakov, membenarkan sekitar 20 militan pro-Rusia tewas. Dia mengaggap para korban sebagai teroris yang mencoba merebut markas polisi kota Mariupol.
Seorang anggota parlemen Ukraina, Oleh Lyashko, memberikan data yang berbeda. Menurutnya, hanya delapan orang separatis pro-Rusia yang tewas dalam bentrokan ketika pasukan Ukraina mengusir militant pro-Rusia dari markas polisi kota setempat.
Seorang fotografer lokal di Mariupol kepada Reuters yang dilansir Sabtu (10/5/2014), mengatakan, dua jenazah tergeletak di jalan. ” Salah satunya pasti seorang polisi,” katanya.
Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov, mengaku sudah menelepon Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, John Kerry, sesaat setelah insiden mematikan terjadi. Dalam percakapan telepon itu Lavrov minta Washington bekerja sama dengan Kiev untuk mengakhiri operasi militer Ukraina yang telah menewaskan banyak militan separatis pro-Rusia.
(mas)