Lavrov: Isi perjanjian Jenewa belum terealisasi
A
A
A
Sindonews.com – Perjanjian empat arah antara Rusia, Amerika Serikat (AS), Uni Eropa (UE) dan Ukraina yang dilaksanakan pertengan bulan kemarin di Jenewa, yang digadang-gadang bisa menjadi solusi untuk mengakhiri krisis di Ukraina, nampaknya belum membuahkan apapun.
Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov pada Selasa (6/5/2014) menyatakan, isi perjanjian yang telah dicapai di Jenewa masih belum dilaksanakan. Hal ini lah yang membuat krisis di Ukraina semakin menjadi-jadi.
Seperti dilansir Reuters, Lavrov mengatakan hal tersebut setelah melakukan pertemuan Dewan Eropa untuk Hak Asasi Manusia di Wina, Austria. Dalam pertemuan tersebut, Lavrov juga dikabarkan bertemu dengan Menteri Luar Negeri Jerman, Frank-Walter Steinmeier yang mengusulkan untuk melaksanakan perjanjian damai tahap dua.
“Pertemuan dengan format yang sama, bila oposisi rezim Ukraina saat ini tidak dihadirkan dalam perundingan tersebut. Maka, sama saja tidak akan memperbaiki keadaan di Ukraina,” ungkap Lavrov.
“Satu yang saat ini benar-benar kita butuhkan untuk dapat kita sepakati bersama adalah, harus orang-orang Ukraina yang menentukan nasib mereka, mengikuti pemerintah atau oposisi,” Lavrov menambahkan.
Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov pada Selasa (6/5/2014) menyatakan, isi perjanjian yang telah dicapai di Jenewa masih belum dilaksanakan. Hal ini lah yang membuat krisis di Ukraina semakin menjadi-jadi.
Seperti dilansir Reuters, Lavrov mengatakan hal tersebut setelah melakukan pertemuan Dewan Eropa untuk Hak Asasi Manusia di Wina, Austria. Dalam pertemuan tersebut, Lavrov juga dikabarkan bertemu dengan Menteri Luar Negeri Jerman, Frank-Walter Steinmeier yang mengusulkan untuk melaksanakan perjanjian damai tahap dua.
“Pertemuan dengan format yang sama, bila oposisi rezim Ukraina saat ini tidak dihadirkan dalam perundingan tersebut. Maka, sama saja tidak akan memperbaiki keadaan di Ukraina,” ungkap Lavrov.
“Satu yang saat ini benar-benar kita butuhkan untuk dapat kita sepakati bersama adalah, harus orang-orang Ukraina yang menentukan nasib mereka, mengikuti pemerintah atau oposisi,” Lavrov menambahkan.
(esn)