Ingin hadapi Rusia, NATO justru alami krisis
A
A
A
Sindonews.com – Komitmen Pakta Pertananan Atlantik Utara atau NATO untuk menghadapi Rusia jika berulah di Eropa mulai diragukan. Musbabnya, NATO sendiri sedang mengalami krisis anggaran.
Kepala Pentagon, Chuck Hagel, mengugkapkan bahwa para sekutu NATO gagal memenuhi janji mereka untuk menggelontorkan dana belanja pertahanan. Hal itu akan menyulitkan NATO jika hanya ada beberapa negara yang tergabung dalam NATO, yang hanya memenuhi anggaran belanja pertahanan.
Hagel mengingatkan kembali tujuan pendiran NATO dengan jumlah anggota 28 negara tersebut. ”NATO harus siap untuk meninjau kembali prinsip-prinsip dasar yang mendasari hubungan dengan Rusia,” kata Hagel dalam sebuah pidato di Washington kemarin yang menyoroti masalah krisis anggaran pada NATO sebagaimana dilansir Reuters, Sabtu (3/5/2014). (Baca: NATO: Rusia sekarang jadi musuh!)
Dia mengeluh karena hanya Amerika Serikat yang komitmen mennggelontorkan dana belanja pertahanan tiga kali lipat ketimbang 27 negara anggota NATO lainnya.”Beban miring ini mengancam integriras NATO, dan akhirnya berdampak pada kemampuan dan keamanan baik di Eropa maupun trans-Atlantik,” ujar Hagel.” Kita harus memperbarui komitmen keuangan dari semua anggota NATO.”
Menurutnya, dari 28 anggota NATO, hanya empat negara yang memenuhi target untuk menganggarkan belanja pertahanan sesuai komiten, yakni dua persen dari PDB masing-masing negara. Empat negara itu adalah, Estonia, Yunani, Inggris dan Amerika Serikat.
Juru bicara Pentagon, Laksamana John Kirby, menambahkan, semua anggota NATO harusnya tidak hanya membahas soal anggaran yang bermasalah, tapi juga juga harus berkoordinasi tentang duplikasi pengeluaran.
Kepala Pentagon, Chuck Hagel, mengugkapkan bahwa para sekutu NATO gagal memenuhi janji mereka untuk menggelontorkan dana belanja pertahanan. Hal itu akan menyulitkan NATO jika hanya ada beberapa negara yang tergabung dalam NATO, yang hanya memenuhi anggaran belanja pertahanan.
Hagel mengingatkan kembali tujuan pendiran NATO dengan jumlah anggota 28 negara tersebut. ”NATO harus siap untuk meninjau kembali prinsip-prinsip dasar yang mendasari hubungan dengan Rusia,” kata Hagel dalam sebuah pidato di Washington kemarin yang menyoroti masalah krisis anggaran pada NATO sebagaimana dilansir Reuters, Sabtu (3/5/2014). (Baca: NATO: Rusia sekarang jadi musuh!)
Dia mengeluh karena hanya Amerika Serikat yang komitmen mennggelontorkan dana belanja pertahanan tiga kali lipat ketimbang 27 negara anggota NATO lainnya.”Beban miring ini mengancam integriras NATO, dan akhirnya berdampak pada kemampuan dan keamanan baik di Eropa maupun trans-Atlantik,” ujar Hagel.” Kita harus memperbarui komitmen keuangan dari semua anggota NATO.”
Menurutnya, dari 28 anggota NATO, hanya empat negara yang memenuhi target untuk menganggarkan belanja pertahanan sesuai komiten, yakni dua persen dari PDB masing-masing negara. Empat negara itu adalah, Estonia, Yunani, Inggris dan Amerika Serikat.
Juru bicara Pentagon, Laksamana John Kirby, menambahkan, semua anggota NATO harusnya tidak hanya membahas soal anggaran yang bermasalah, tapi juga juga harus berkoordinasi tentang duplikasi pengeluaran.
(mas)