Hye-sook, 28 tahun hidup dalam penderitaan

Senin, 28 April 2014 - 22:26 WIB
Hye-sook, 28 tahun hidup dalam penderitaan
Hye-sook, 28 tahun hidup dalam penderitaan
A A A
Sindonews.com – Kim Hye-sook, wanita paruh baya ini secara kasat mata terlihat layaknya seperti ibu-ibu biasa. Namun, dia bukanlah wanita biasa, dia adalah salah satu orang yang berhasil melarikan diri dari kamp tahanan politik yang mereka sebut Gwaliso.

“Wanita yang baru masuk ke dalam tahanan akan disuruh telanjang oleh tentara wanita di dalam kamp untuk diperiksa apakah mereka membawa suatu barang atau tidak. Setelah itu kita di suruh melompat-lompat sebanyak 50 kali, bila ada barang yang ditemukan kita akan ditembak mati di tempat,” ungkap Hye Sook, saat ditemui di acara pekan HAM Korut, Senin (28/4/2014), di Jakarta.

Dia juga menceritakan, bila seseorang sudah menjadi tahanan di Korut, maka seluruh anggota keluarganya akan menjadi tahanan juga. Tidak jarang ada anak yang lahir di dalam kamp, dan anak-anak tersebut sudah otomatis menjadi tahanan juga.

“Saya sudah terbiasa dengan yang namanya penyiksaan, penderitaan dan kelaparan. Saya menghadapi hal itu setiap hari selama 28 tahun,” Hye-sook melanjutkan kisahnya.

Hye-sook sendiri tidak mengetahui kenapa dia sampai dimasukan ke dalam kamp tahanan. Yang dia tahu hanyalah ketika berusia 13 tahun di bawa bibinya ke dalam Gwaliso, sejak saat itu ia tinggal di sana dan bekerja di sana.

Gwaliso sendiri sebenarnya tidak seperti penjara umumnya, dia berbentuk sebuah desa dengan rumah-rumah tahanan di dalamnya. Anak-anak pun pergi bersekolah di dalam kamp tersebut, namun setiap anak yang cukup umur harus mulai bekerja di dalam kamp.

Hye-sook berhasil melarikan diri dari kamp tahanan pad tahun 2009 melalui China. Dia berhasil mencapai Korea Selatan pada tahun 2009, dan saat ini dia ingin membagikan pengalamannya agar semua orang tahu tentang kondisi negaranya.
(esn)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5647 seconds (0.1#10.140)