China tolak sanksi untuk Rusia
A
A
A
Sindonews.com – Kementerian Luar Neger China, pada Senin (28/4/2014) menentukan sikap sebagai pihak oposisi dalam pemberian sanksi terhadap Rusia, setelah pemimpin kelompk tujuh (G7) sepakat akan menjatuhkan sanksi kepada negara pecahan Uni Soviet tersebut.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Qin Gang mengatakan, China selalu melakukan komunikasi dengan semua pihak sejak pertama kali krisis Ukraina pecah. Termasuk komunikasi dengan negara-negara G7, dan menjelaskan posisi mereka dalam krisis tersebut.
"Terkait hubungan internasional, China konsisten menentang ancaman atau penerapan sanksi terhadap sebuah negara. Kami percaya, penerapan sanksi menjadikan kondisi ini semakin tidak kondusif, dan dapat memperburuk ketegangan," ungkap Gang.
"Kami menyerukan kepada semua pihak untuk tetap menggunakan dialog dan negosiasi untuk dapat menyelesaikan perselisihan, dan untuk mendorong resolusi politik untuk mengatasi krisis Ukraina,” Gang menambahkan.
China sendiri sudah lama menerapkan langkah yang sangat hati-hati dalam mengambil langkah terkait krisis di Ukraina. Mereka tidak ingin hubungan baik dengan Rusia dan dunia internasional tergganggu akibat keikutsertaan mereka dalam krisis yang terjadi di Ukraina.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Qin Gang mengatakan, China selalu melakukan komunikasi dengan semua pihak sejak pertama kali krisis Ukraina pecah. Termasuk komunikasi dengan negara-negara G7, dan menjelaskan posisi mereka dalam krisis tersebut.
"Terkait hubungan internasional, China konsisten menentang ancaman atau penerapan sanksi terhadap sebuah negara. Kami percaya, penerapan sanksi menjadikan kondisi ini semakin tidak kondusif, dan dapat memperburuk ketegangan," ungkap Gang.
"Kami menyerukan kepada semua pihak untuk tetap menggunakan dialog dan negosiasi untuk dapat menyelesaikan perselisihan, dan untuk mendorong resolusi politik untuk mengatasi krisis Ukraina,” Gang menambahkan.
China sendiri sudah lama menerapkan langkah yang sangat hati-hati dalam mengambil langkah terkait krisis di Ukraina. Mereka tidak ingin hubungan baik dengan Rusia dan dunia internasional tergganggu akibat keikutsertaan mereka dalam krisis yang terjadi di Ukraina.
(esn)