Kerabat korban sebut Malaysia salah urus tragedi MH370

Selasa, 22 April 2014 - 08:30 WIB
Kerabat korban sebut...
Kerabat korban sebut Malaysia salah urus tragedi MH370
A A A
Sindonews.com – Para kerabat korban tragedi pesawat Malaysia Airlines MH370 meluapkan kemarahannya setelah Pemerintah Malaysia mempersiapkan penerbitan sertifikat kematian bagi penumpang pesawat MH370.

Padahal, kebanyakan dari mereka menaruh harapan bahwa orang-orang yang mereka cintai masih hidup. Mereka menyebut Malaysia salah urus dalam investigasi tragedi pesawat MH370.

Tampil di stasiun televisi Amerika Serikat (AS), Sarah Bajc, pasangan dari Philip Wood, salah satu penumpang pesawat MH370 asal AS, mengatakan, dia ingin semuanya kembali ke titik awal.

”Kami hanya tidak percaya mereka menggunakan teknik evaluatif yang tepat untuk memeriksa data (tragedi pesawat MH370),” katanya. ”Ini sudah (pencarian) pada hari ke-45 dan kami pada dasarnya ingin semua seperti pada hari pertama,” lanjut Bajc, seperti dilansir news.com.au, Selasa (22/4/2014).

“Kami tidak tahu (informasi) apa-apa,” sambung dia. ”Kami ingin kembali dan memulai lagi, tetapi dengan orang-orang yang sudah memiliki informasi baru.” Dia mengirimkan surat elektronik atau email ke media, untuk menyerukan agar keluarga korban MH370 bersatu.

Dia mengecam rencana Pemerintah Malaysia untuk mengeluarkan sertifikat kematian bagi penumpang pesawat MH370 dengan membayar kompensasi sebelum pesawat itu ditemukan.

”Sampai mereka punya bukti. Mereka memiliki kewajiban untuk melakukan pembayaran kepada keluarga korban,” imbuh dia.

Menteri Transportasi Malaysia, Hishamuddin Hussein, melalui Twitter berharap untuk bisa berdiskusi dengan kepala misi pencarian pesawat dari Australia, Angus Houston. Dia ingin membahas langkah selanjutnya, setelah pencarian pesawat MH370 yang dilakukan di dua pertiga wilayah Samudera Hindia selatan tidak membuahkan hasil.

Duta Besar Australia untuk Amerika Serikat, Kim Beazley, bahwa jika pesawat yang hilang tidak ditemukan di Samudra Hindia dengan pertengahan minggu ini, maka pencari akan berhenti. Setelah itu, tim pencari akan berkumpul lagi untuk mempertimbangkan langkah selanjutnya.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6241 seconds (0.1#10.140)