Krisis Ukraina bisa picu AS & Rusia Perang Dingin lagi
A
A
A
Sindonews.com – Amerika Serikat dan Rusia berpotensi terlibat Perang Dingin lagi, setelah Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, terang-terangan mendukung Ukraina dengan berkunjung ke Kiev hari ini (21/4/2014).
Sinyal potensi Perang Dingin dua negara adidaya itu juga disampaikan Duta Besar Rusia untuk Amerika Serikat(AS), Sergei Kislyak kepada Fox News. “Adanya sanksi AS (ke Moskow) telah mewakili kembalinya mentalitas Perang Dingin, tetapi Moskow bisa menahan tekanan,” katanya.
Potensi pecahnya Perang Dingin antara AS dan Rusia yang dipicu krisis Ukraina, juga menjadi laporan CNN hari ini. Di mana, gencatan senjata antara Pasukan Ukraina dan kelompok separatis pro-Rusia sempat rusak kemarin.
Biden hari ini meyakinkan para pemimpin baru Ukrina, bahwa Washington sepenuhnya mendukung Ukraina dalam perseteruan dengan Rusia. Washington sebelumnya telah memperingatkan Rusia untuk menahan diri dengan menggunakan pengaruhnya agar kelompok separatis pro-Rusia di Ukraina timur melakukan gencatan senjata.
Tidak mau ditekan, Moskow juga memperingatkan bahwa mereka tidak akan mentolerir lebih lanjut sanksi AS, jika kesepakatan gencatan senjata itu berantakan. Rusia sendiri sudah menempatkan puluhan ribu tentaranya di dekat perbatasan Ukraina.
Kelompok separatis pro-Rusia di Ukraina timur sendiri mengakui, bahwa situasi di sana tak ubahnya seperti perang virtual. Ukraina. “Saat ini, kami memiliki presiden maya di Ukraina, tentara virtual, dan perang virtual,” kata Yevgen Gorbik, seorang dari kelompok separatis pro-Rusia yang mengenakan seragam dan topi militer di depan barikde di Kota Slavyansk, Ukraina timur kepada AFP.
Sementara itu, situasi di Ukraina timur pada pagi tadi relatif kondusif, setelah terjadi baku tembak kemarin. Sejumlah gedung publik juga masih diduduki kelompok bersenjata pro-Rusia. ”Tidak ada penembakan semalam,” kata Gorbik. ”Kami hanya akan menembak jika diserang.”
Sinyal potensi Perang Dingin dua negara adidaya itu juga disampaikan Duta Besar Rusia untuk Amerika Serikat(AS), Sergei Kislyak kepada Fox News. “Adanya sanksi AS (ke Moskow) telah mewakili kembalinya mentalitas Perang Dingin, tetapi Moskow bisa menahan tekanan,” katanya.
Potensi pecahnya Perang Dingin antara AS dan Rusia yang dipicu krisis Ukraina, juga menjadi laporan CNN hari ini. Di mana, gencatan senjata antara Pasukan Ukraina dan kelompok separatis pro-Rusia sempat rusak kemarin.
Biden hari ini meyakinkan para pemimpin baru Ukrina, bahwa Washington sepenuhnya mendukung Ukraina dalam perseteruan dengan Rusia. Washington sebelumnya telah memperingatkan Rusia untuk menahan diri dengan menggunakan pengaruhnya agar kelompok separatis pro-Rusia di Ukraina timur melakukan gencatan senjata.
Tidak mau ditekan, Moskow juga memperingatkan bahwa mereka tidak akan mentolerir lebih lanjut sanksi AS, jika kesepakatan gencatan senjata itu berantakan. Rusia sendiri sudah menempatkan puluhan ribu tentaranya di dekat perbatasan Ukraina.
Kelompok separatis pro-Rusia di Ukraina timur sendiri mengakui, bahwa situasi di sana tak ubahnya seperti perang virtual. Ukraina. “Saat ini, kami memiliki presiden maya di Ukraina, tentara virtual, dan perang virtual,” kata Yevgen Gorbik, seorang dari kelompok separatis pro-Rusia yang mengenakan seragam dan topi militer di depan barikde di Kota Slavyansk, Ukraina timur kepada AFP.
Sementara itu, situasi di Ukraina timur pada pagi tadi relatif kondusif, setelah terjadi baku tembak kemarin. Sejumlah gedung publik juga masih diduduki kelompok bersenjata pro-Rusia. ”Tidak ada penembakan semalam,” kata Gorbik. ”Kami hanya akan menembak jika diserang.”
(mas)