Pulitzer jurnalis berkat dendam Snowden pada NSA
A
A
A
Sindonews.com – Edward Joseph Snowden, 30, bekas kontraktor National Security Agency (NSA) Amerika Serikat (AS) memang tidak meraih hadiah Pulitzer. Tapi, penghargaan bergengsi untuk jurnalis dunia pada tahun ini tidak lain berkat aksinya dalam membocorkan penyadapan global yang dilakukan NSA.
Guardian dan Washington Post, terpilih sebagai media dunia yang meraih Pulitzer tahun ini. Kedua media yang berbasis di Inggris dan AS itu meraih Pulitzer berkat laporan spionase global AS bocoran dari Snowden yang mengguncang dunia, termasuk Indonesia.
Anugerah di bidang jurnalistik dunia itu membuat Snowden ikut bangga. Sebab, kategori yang terpilih berdasarkan karya jurnalistik yang memberitakan skandal spionase global oleh NSA.
Snowden menaruh dendam pada NSA yang dia anggap merusak tatanan demokrasi dan melanggar privasi dengan membocorkan penyadapan global, meski membuatnya menjadi buronan yang harus bersembunyi di Rusia hingga sekarang.
Hadiah bergengsi dunia itu diberikan oleh Columbia University. Pelaporan spionase yang berasal dari bocoran Snowden tidak hanya memicu perdebatan internasional atas ulah NSA dalam memata-matai para pemimpin dunia, tapi juga membuat Presiden Amerika Serikat, Barack Obama harus mereformasi NSA meski hasilnya dianggap tidak memuaskan publik.
”Kami sangat berterima kasih untuk rekan-rekan kami di seluruh dunia yang mendukung Guardian, di mana ada ancaman terhadap pelaporan kami, kata pemimpin redaksi Guardian, Alan Rusbridger, dalam sebuah pernyataan, Selasa (15/4/2014).
”Dan kita berbagi kehormatan ini, tidak hanya dengan rekan-rekan kami di Washington Post, tetapi juga dengan Edward Snowden, yang mempertaruhkan begitu banyak,” katanya.
Guardian dan Washington Post, terpilih sebagai media dunia yang meraih Pulitzer tahun ini. Kedua media yang berbasis di Inggris dan AS itu meraih Pulitzer berkat laporan spionase global AS bocoran dari Snowden yang mengguncang dunia, termasuk Indonesia.
Anugerah di bidang jurnalistik dunia itu membuat Snowden ikut bangga. Sebab, kategori yang terpilih berdasarkan karya jurnalistik yang memberitakan skandal spionase global oleh NSA.
Snowden menaruh dendam pada NSA yang dia anggap merusak tatanan demokrasi dan melanggar privasi dengan membocorkan penyadapan global, meski membuatnya menjadi buronan yang harus bersembunyi di Rusia hingga sekarang.
Hadiah bergengsi dunia itu diberikan oleh Columbia University. Pelaporan spionase yang berasal dari bocoran Snowden tidak hanya memicu perdebatan internasional atas ulah NSA dalam memata-matai para pemimpin dunia, tapi juga membuat Presiden Amerika Serikat, Barack Obama harus mereformasi NSA meski hasilnya dianggap tidak memuaskan publik.
”Kami sangat berterima kasih untuk rekan-rekan kami di seluruh dunia yang mendukung Guardian, di mana ada ancaman terhadap pelaporan kami, kata pemimpin redaksi Guardian, Alan Rusbridger, dalam sebuah pernyataan, Selasa (15/4/2014).
”Dan kita berbagi kehormatan ini, tidak hanya dengan rekan-rekan kami di Washington Post, tetapi juga dengan Edward Snowden, yang mempertaruhkan begitu banyak,” katanya.
(mas)