Lagi, demonstran anti-Ukraina kepung kantor polisi
A
A
A
Sindonews.com – Gelombang demonstrasi anti-Ukraina di wilayah timur negara itu meluas. Setelah kemarin sekelompok pria bersenjata menyerbu kantor polisi di Slaviansk, hari ini (14/4/2014) para demonstran anti-Ukraina mengepung kantor polisi di Gorlovka, Ukraina timur.
Pengepungan itu terjadi, setelah Pemerintah Ukraina mengancam akan menggunakan kekuatan militer untuk menumpas kelompok separatis.
Gorlovka adalah kota dengan jumlah penduduk lebih dari 250.000 jiwa. Para aktivis setempat telah bermalam di balai kota sebelum mengepung kantor polisi tersebut. Dalam aksinya, massa mencoba untuk mengibarkan bendera Rusia di pintu gerbang kantor polisi.
Untuk mencegah para demonstran masuk, pasukan keamanan melepaskan tembakan dan granat kejut. Belum ada laporan, apakah ada korban jiwa maupun luka dalam insiden itu. Massa anti-Kiev sendiri membalas tembakan pasukan keamanan dengan lemparan bom molotov.
Pemerintah Ukraina sudah mengultimatum para demonstran, termasuk yang menggunakan senjata untuk meninggalkan gedung-gedung yang mereka duduki dalam tempo tiga hari. Selain itu mereka juga diperintahkan untuk menyerahkan senjata. Namun, seperti dikutip Rusia Today, sampai batas ultimatum habis hari ini (14/4/2014) kelompok demonstran tidak mau menyerah. Mereka bahkan menantang pasukan keamanan Ukraina.
Presiden Ukraina, Oleksandr Turchynov, telah terang-terangan menuduh Rusia sedang melancarkan perang terhadap negaranya. Menurutnya, Rusia-lah yang mendukung kelompok bersenjata untuk menduduki gedung-gedung di Ukraina timur.
”Darah telah tumpah dalam perang yang sedang dilancarkan terhadap Ukraina dengan Rusia,” kata Turchynov. Ukraina, kata dia, juga telah meluncurkan operasi anti - teroris besar-besaran terhadap kelompok bersenjata pro-Moskow.
Pengepungan itu terjadi, setelah Pemerintah Ukraina mengancam akan menggunakan kekuatan militer untuk menumpas kelompok separatis.
Gorlovka adalah kota dengan jumlah penduduk lebih dari 250.000 jiwa. Para aktivis setempat telah bermalam di balai kota sebelum mengepung kantor polisi tersebut. Dalam aksinya, massa mencoba untuk mengibarkan bendera Rusia di pintu gerbang kantor polisi.
Untuk mencegah para demonstran masuk, pasukan keamanan melepaskan tembakan dan granat kejut. Belum ada laporan, apakah ada korban jiwa maupun luka dalam insiden itu. Massa anti-Kiev sendiri membalas tembakan pasukan keamanan dengan lemparan bom molotov.
Pemerintah Ukraina sudah mengultimatum para demonstran, termasuk yang menggunakan senjata untuk meninggalkan gedung-gedung yang mereka duduki dalam tempo tiga hari. Selain itu mereka juga diperintahkan untuk menyerahkan senjata. Namun, seperti dikutip Rusia Today, sampai batas ultimatum habis hari ini (14/4/2014) kelompok demonstran tidak mau menyerah. Mereka bahkan menantang pasukan keamanan Ukraina.
Presiden Ukraina, Oleksandr Turchynov, telah terang-terangan menuduh Rusia sedang melancarkan perang terhadap negaranya. Menurutnya, Rusia-lah yang mendukung kelompok bersenjata untuk menduduki gedung-gedung di Ukraina timur.
”Darah telah tumpah dalam perang yang sedang dilancarkan terhadap Ukraina dengan Rusia,” kata Turchynov. Ukraina, kata dia, juga telah meluncurkan operasi anti - teroris besar-besaran terhadap kelompok bersenjata pro-Moskow.
(mas)