Malaysia Airlines pernah teledor dalam insiden tahun 2012
A
A
A
Sindonews.com – Ahli kecelakaan penerbangan Inggris mengungkap keteledoran maskapai Malaysia Airlines sebelum terjadi tragedi pesawat MH370. Keteledoran yang dimaksud adalah, maskapai itu gagal mempertahankan rekaman penerbangan saat terjadi insiden di Bandara Heathrow, London, tahun 2012.
Dalam sebuah laporan yang dirilis kantor berita Associated Press, hari ini (11/4/2014), insiden di London itu terjadi pada 17 Agustus 2012. Kala itu, pesawat Malaysia Airlines tipe Boeing 747 hendak menuju Kuala Lumpur dengan membawa 340 penumpang.
Tapi, pesawat itu harus kembali ke London setelah take- off, karena mengalami kegagalan mesin dan listrik.Beruntung, para pilot mampu menerbangkan pesawat secara manual dan kembali ke Bandara Heathrow dengan aman.
Kendati demikian, penyidik tim investigasi kecelakaan pesawat kecewa, karena perekam suara kokpit pesawat Boeing 747 itu hilang atau telah dihapus. ”Penyelidikan menetapkan bahwa prosedur operator untuk melestarikan rekaman penerbangan itu tidak cukup kuat,” tulis kantor berita itu, mengutip keterangan ahli kecelakaan pesawat Inggris.
Para ahli itu menyarankan agar pihak maskapi melatih para stafnya untuk melakukan langkah-langkah guna mengamankan rekaman penerbangan setelah mengalami kondisi darurat.
Para ahli dari Inggris itu tidak bisa memastikan, apakah rekaman penerbangan MH370 bisa diselamatkan atau tidak. Padahal, catatan keteledoran itu penting dalam ketatnya persaingan bisnis penerbangan di dunia.
CEO Malaysia Airlines, Ahmad Jauhari Yahya, mengatakan, pihakya mendapat banyak pekerjaan yang harus dirampungkan untuk memulihkan citra Malaysia Airlines setelah tragedi MH370. ”Jika Anda melihat pengalaman maskapai lainnya, mereka butuh sekitar enam bulan untk memulihkan reputasi pasar,” ujarnya.
Pesawat MH370 hilang misterius sejak lepas landas dari Bandara Kuala Lumpur menuju Beijing pada 8 Maret 2014. Hingga kini, pesawat pembawa 239 orang itu belum juga ditemukan. Misi pencarian pesawat masih berkutat di kawasan Samudera Hindia selatan.
Dalam sebuah laporan yang dirilis kantor berita Associated Press, hari ini (11/4/2014), insiden di London itu terjadi pada 17 Agustus 2012. Kala itu, pesawat Malaysia Airlines tipe Boeing 747 hendak menuju Kuala Lumpur dengan membawa 340 penumpang.
Tapi, pesawat itu harus kembali ke London setelah take- off, karena mengalami kegagalan mesin dan listrik.Beruntung, para pilot mampu menerbangkan pesawat secara manual dan kembali ke Bandara Heathrow dengan aman.
Kendati demikian, penyidik tim investigasi kecelakaan pesawat kecewa, karena perekam suara kokpit pesawat Boeing 747 itu hilang atau telah dihapus. ”Penyelidikan menetapkan bahwa prosedur operator untuk melestarikan rekaman penerbangan itu tidak cukup kuat,” tulis kantor berita itu, mengutip keterangan ahli kecelakaan pesawat Inggris.
Para ahli itu menyarankan agar pihak maskapi melatih para stafnya untuk melakukan langkah-langkah guna mengamankan rekaman penerbangan setelah mengalami kondisi darurat.
Para ahli dari Inggris itu tidak bisa memastikan, apakah rekaman penerbangan MH370 bisa diselamatkan atau tidak. Padahal, catatan keteledoran itu penting dalam ketatnya persaingan bisnis penerbangan di dunia.
CEO Malaysia Airlines, Ahmad Jauhari Yahya, mengatakan, pihakya mendapat banyak pekerjaan yang harus dirampungkan untuk memulihkan citra Malaysia Airlines setelah tragedi MH370. ”Jika Anda melihat pengalaman maskapai lainnya, mereka butuh sekitar enam bulan untk memulihkan reputasi pasar,” ujarnya.
Pesawat MH370 hilang misterius sejak lepas landas dari Bandara Kuala Lumpur menuju Beijing pada 8 Maret 2014. Hingga kini, pesawat pembawa 239 orang itu belum juga ditemukan. Misi pencarian pesawat masih berkutat di kawasan Samudera Hindia selatan.
(mas)