Lacak kotak hitam MH370, 2 alat canggih gerilya di bawah laut

Jum'at, 04 April 2014 - 15:18 WIB
Lacak kotak hitam MH370,...
Lacak kotak hitam MH370, 2 alat canggih gerilya di bawah laut
A A A
Sindonews.com –Dua alat pelacak kotak hitam atau dikenal sebagai “pinger locator” mulai bergerilya di bawah Samudera Hindia selatan, Jumat (4/4/2014). Kedua alat canggih tersebut menjadi andalan untuk menemukan jejak pesawat MH370.

Kedua alat canggih itu dipasang di kapal Ocean Shield milik Australia dan kapal HMS Echo milik Inggris.Dua “pinger locator” dari dua kapal itu mampu bergerilya dalam kedalaman 240 km di bawah air laut.

Kedua alat itu diharapkan mampu menemukan kotak hitam dan menyelamatkan data rekaman tentang apa yang terjadi di dalam pesawat MH370 sehingga bisa lenyap misterius sejak 8 Maret 2014.

Selain dua alat canggih,14 pesawat dan sembilan kapal yang digunakan dalam operasi pencarian pesawat MH370 juga masih bekerja. Kedua alat canggih tersebut dikerahkan di Samudera Hindia selatan, area yang diyakini sebagai lokasi tragedi pesawat MH370, meski belum ada bukti yang kredibel.

Angus Houston, Kepala Pusat Badan Koordinasi Bersama ( JaCC ) yang memimpin misi pencarian kotak hitam pesawat pembawa 239 orang itu, mengatakan bahwa dua kapal telah bekerja.”(Untuk) mulai mencari kotak hitam yang mengirim sinyal ‘ping’,” kata Houston, seperti dikutip BBC.

Dua “pinger locator” diselamkan di bawah laut, dan terhubung oleh alat pemantau yang ada di dua kapal tersebut. Jika sewaktu-waktu dua alat canggih itu menemukan kotak hitam, tim di dalam kapal bisa bertindak untuk mengambilnya.

Houston membenarkan, bahwa dua “pinger locator” itu berpacu dengan waktu untuk menemukan kota hitam pesawat MH370. Pasalnya, umur baterai kotak hitam tinggal tiga sampai empat hari lagi. Umur bateri kotak hitam normalnya adalah 30 hari. Namun, sudah terpotong dengan misi pencarian yang telah berlangsung tiga minggu lebih.

“Kedua kapal akan mencari (kotak hitam) di kedalaman 240km,” ujar Houston. Menurutnya, lokasi yang menjadi medan gerilya dua alat canggih itu, yakni di Samudera Hindia selatan mengacu pada analisis data radar.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0787 seconds (0.1#10.140)