Israel batal bebaskan tahanan Palestina
A
A
A
Sindonews.com – Pemerintah Israel akhirnya membatalkan rencana untuk membebaskan 26 tahanan Palestina, Jumat (4/4/2014). Hal ini semakin memperkeruh keadaan yang dapat mengagalkan upaya pembicaraan damai yang digagas Amerika Serikat (AS).
Seperti dilansir Channel News Asia, Menteri Pertahanan Israel, Tzipi Livni, mengaku membatalkan rencana melepas ke 26 tahanan Palestina, setelah pihak Palestina mulai melakukan aksi meminta pengakuan internasional dengan mengajukan diri untuk bergabung dengan beberapa badan PBB.
Juru bicara Gedung Putih Jay Carney menyebut keputusan Israel tersebut membuat usaha untuk mendamaikan kedua negara menjadi semakin sulit. "Keputusan Israel untuk menunda melepaskan tahanan tahap ke empat menciptakan tantangan," ungkap Carrney.
Menurut salah seorang sumber dalam kondisi anonim, Israel sendiri mendesak Palestina untuk berhenti mencari pengakuan internasional dan kembali ke jalur perundingan. Pembatalan pemebebasan tahan itupun hanya sementara, sampai Palestina menarik diri untuk mencari pengakuan internasional.
Aksi Palestina untuk meminta pengakuan Internasional bermula ketika Israel mengumumkan akan membuat pemukiman baru di Yarusalem timur. Tindakan kedua negara ini mencederai kesepatan yang dibuat saat pembicaraan damai itu bermula.
Seperti dilansir Channel News Asia, Menteri Pertahanan Israel, Tzipi Livni, mengaku membatalkan rencana melepas ke 26 tahanan Palestina, setelah pihak Palestina mulai melakukan aksi meminta pengakuan internasional dengan mengajukan diri untuk bergabung dengan beberapa badan PBB.
Juru bicara Gedung Putih Jay Carney menyebut keputusan Israel tersebut membuat usaha untuk mendamaikan kedua negara menjadi semakin sulit. "Keputusan Israel untuk menunda melepaskan tahanan tahap ke empat menciptakan tantangan," ungkap Carrney.
Menurut salah seorang sumber dalam kondisi anonim, Israel sendiri mendesak Palestina untuk berhenti mencari pengakuan internasional dan kembali ke jalur perundingan. Pembatalan pemebebasan tahan itupun hanya sementara, sampai Palestina menarik diri untuk mencari pengakuan internasional.
Aksi Palestina untuk meminta pengakuan Internasional bermula ketika Israel mengumumkan akan membuat pemukiman baru di Yarusalem timur. Tindakan kedua negara ini mencederai kesepatan yang dibuat saat pembicaraan damai itu bermula.
(esn)