Tentara Yaman bentrok dengan pejuang Syiah, 13 tewas
A
A
A
Sindonews.com – Sedikitnya 13 orang tewas ketika para pejuang Muslim Syiah bentrok dengan pasukan keamanan di Yaman utara, Jumat (28/2/2014). Para pejuang berasal dari gerakan Houthi yang berusaha untuk memperkuat cengkeramannya di wilayah utara.
Seperti dilaporkan Reuters, pertempuran meletus setelah sejumlah anggota Houthi menggelar aksi protes di al Hazm, ibukota Provinsi al Jawf. Para anggota Houthi itu mengecam kegagalan Pemerintah Yaman untuk meningkatkan perekonomian dan mengakhiri kekerasan.
Para pejabat dari kedua belah pihak memberikan laporan yang berbeda tentang apa yang terjadi selanjutnya. Satu sumber keamanan pemerintah, yang minta tidak disebutkan namanya, mengatakan, anggota Houthi bersenjata terlibat baku tembak dengan tentara Yaman yang menjaga sebuah pos pemeriksaan militer.
Akibat baku tembak ini, setidaknya 10 anggota Houthi dan tiga tentara Yaman tewas. Houthi sendiri mengaku, mereka telah diserang oleh kelompok bersenjata yang didukung oleh sekelompok tentara Yaman.
“Ada puluhan orang tewas dan terluka," ujar Ali al-Bakhiti seorang anggota gerakan Houthi di ibukota Sanaa, kepada Reuters.
Seperti dilaporkan Reuters, pertempuran meletus setelah sejumlah anggota Houthi menggelar aksi protes di al Hazm, ibukota Provinsi al Jawf. Para anggota Houthi itu mengecam kegagalan Pemerintah Yaman untuk meningkatkan perekonomian dan mengakhiri kekerasan.
Para pejabat dari kedua belah pihak memberikan laporan yang berbeda tentang apa yang terjadi selanjutnya. Satu sumber keamanan pemerintah, yang minta tidak disebutkan namanya, mengatakan, anggota Houthi bersenjata terlibat baku tembak dengan tentara Yaman yang menjaga sebuah pos pemeriksaan militer.
Akibat baku tembak ini, setidaknya 10 anggota Houthi dan tiga tentara Yaman tewas. Houthi sendiri mengaku, mereka telah diserang oleh kelompok bersenjata yang didukung oleh sekelompok tentara Yaman.
“Ada puluhan orang tewas dan terluka," ujar Ali al-Bakhiti seorang anggota gerakan Houthi di ibukota Sanaa, kepada Reuters.
(esn)