Gara-gara asap, sejoli China pakai masker gas saat foto nikah
A
A
A
Sindonews.com – Kabut asap ekstrem yang melanda China bukan halangan bagi sejoli di China bergaya dalam foto pernikahan. Mereka pun menggunakan masker gas, layakanya di negara yang diserang senjata kimia.
Pemandangan unik itu muncul di Beijing. Pasangan yang membuat foto pernikahan tetap percaya diri mengenakan busana pengantin, meski wajah mereka tertutup masker gas.
Satu-satunya pose tersulit yang dilakukan pasangan itu untuk difoto adalah, pose berciuman. Maklum, pose seperti itu menuntut mereka melepas masker gas yang berpotensi membahayakan kesehatan mereka.
Aksi pasangan di Beijing itu, seperti dikutip news.com.au, Jumat (28/2/2014), sejatinya berlangsung 25 Februari 2014 lalu. Pasangan yang tidak diidentifikasi namanya, tetap bergaya dengan kostum unik, meski diselimuti kabut asap tebal.
Polusi asap ekstrem di China, menurut ilmuwan merupakan fenomena langka. Seorang profesor di Universitas Pertanian China , He Dongxian , mengatakan kepada South China Morning Post, kemarin (27/2/2014), bahwa, dalam kondisi seperti ini, China akan mengalami sesuatu yang mirip dengan “musim dingin nuklir”.
Ilmuwan itu, bahkan sudah melakukan tes. Di mana, benih cabai dan tomat yang biasanya bisa diambil 20 hari untuk tumbuh, namun karena dampak kabut asap ekstrim itu butuh dua bulan untuk tumbuh. ”Sekarang hampir setiap kegiatan pertanian terjebak dalam kepanikan asap,” ujar Dongxian.
Dampak terburuk dari fenomena itu, kata dia, adalah bidang pertanian. ”Sekarang hampir setiap kegiatan pertanian terjebak dalam kepanikan asap,” ujar Dongxian. Pemerintah China pun menjadi sasaran kritikan pedas dari sejumlah aktivis lingkungan atas kondisi polusi udara yang parah tersebut.
Pemandangan unik itu muncul di Beijing. Pasangan yang membuat foto pernikahan tetap percaya diri mengenakan busana pengantin, meski wajah mereka tertutup masker gas.
Satu-satunya pose tersulit yang dilakukan pasangan itu untuk difoto adalah, pose berciuman. Maklum, pose seperti itu menuntut mereka melepas masker gas yang berpotensi membahayakan kesehatan mereka.
Aksi pasangan di Beijing itu, seperti dikutip news.com.au, Jumat (28/2/2014), sejatinya berlangsung 25 Februari 2014 lalu. Pasangan yang tidak diidentifikasi namanya, tetap bergaya dengan kostum unik, meski diselimuti kabut asap tebal.
Polusi asap ekstrem di China, menurut ilmuwan merupakan fenomena langka. Seorang profesor di Universitas Pertanian China , He Dongxian , mengatakan kepada South China Morning Post, kemarin (27/2/2014), bahwa, dalam kondisi seperti ini, China akan mengalami sesuatu yang mirip dengan “musim dingin nuklir”.
Ilmuwan itu, bahkan sudah melakukan tes. Di mana, benih cabai dan tomat yang biasanya bisa diambil 20 hari untuk tumbuh, namun karena dampak kabut asap ekstrim itu butuh dua bulan untuk tumbuh. ”Sekarang hampir setiap kegiatan pertanian terjebak dalam kepanikan asap,” ujar Dongxian.
Dampak terburuk dari fenomena itu, kata dia, adalah bidang pertanian. ”Sekarang hampir setiap kegiatan pertanian terjebak dalam kepanikan asap,” ujar Dongxian. Pemerintah China pun menjadi sasaran kritikan pedas dari sejumlah aktivis lingkungan atas kondisi polusi udara yang parah tersebut.
(mas)