Benci Saudi, Hizbullah kobarkan perang di Suriah
A
A
A
Sindonews.com – Pemimpin gerakan Hizbullah Libanon, Hassan Nasrallah, mengatakan anggotanya akan terus berperang membantu pasukan Pemerintah Suriah dalam konfli sipil.
Dia juga membenci peran Arab Saudi yang mendukung pemberontak atau oposisi Suriah untuk menggulingkan Presiden Bashar al-Assad dengan memasok senjata.
Dalam pidato di stasiun televisi, Nasrallah mendesak agar kekuatan politik negara-negara Arab, terutama Saudi untuk menghentikan perang di Suriah.”Jika hal itu terjadi, maka tentu saja pasukan kami juga akan pergi,” ujar Nasrallah.
Dalam padatonya, Nasrallah bersumpah untuk berjuang bersama Pasukan Presiden Assad, sampai kelompok ekstremis di Suriah dikalahkan.”Kami akan tetap di sana, di mana kebijakan kami belum berubah,” katanya dalam sebuah momen peringatan meninggalnya tiga pemimpin Hizbullah, seperti dikutip BBC, Senin (17/2/2014).
Nasrallah mengatakan tujuan kelompoknya berada di Suriah adalah untuk mencegah kelompok militan radikal yang terkait dengan jaringan al – Qaeda. Menurutnya, jika pasukannya tidak menolong pasukan Assad, dia khawatir, Suriah akan menjadi Afghanistan kedua setelah hengkangnya pasukan Soviet.
”Ini bahaya dan mengancam semua orang di Libanon. Jika mereka memiliki kesempatan untuk mengontrol wilayah perbatasan, tujuan mereka adalah untuk mengubah Libanon menjadi bagian dari negara Islam mereka,” ujar Nasrallah.
Dia juga membenci peran Arab Saudi yang mendukung pemberontak atau oposisi Suriah untuk menggulingkan Presiden Bashar al-Assad dengan memasok senjata.
Dalam pidato di stasiun televisi, Nasrallah mendesak agar kekuatan politik negara-negara Arab, terutama Saudi untuk menghentikan perang di Suriah.”Jika hal itu terjadi, maka tentu saja pasukan kami juga akan pergi,” ujar Nasrallah.
Dalam padatonya, Nasrallah bersumpah untuk berjuang bersama Pasukan Presiden Assad, sampai kelompok ekstremis di Suriah dikalahkan.”Kami akan tetap di sana, di mana kebijakan kami belum berubah,” katanya dalam sebuah momen peringatan meninggalnya tiga pemimpin Hizbullah, seperti dikutip BBC, Senin (17/2/2014).
Nasrallah mengatakan tujuan kelompoknya berada di Suriah adalah untuk mencegah kelompok militan radikal yang terkait dengan jaringan al – Qaeda. Menurutnya, jika pasukannya tidak menolong pasukan Assad, dia khawatir, Suriah akan menjadi Afghanistan kedua setelah hengkangnya pasukan Soviet.
”Ini bahaya dan mengancam semua orang di Libanon. Jika mereka memiliki kesempatan untuk mengontrol wilayah perbatasan, tujuan mereka adalah untuk mengubah Libanon menjadi bagian dari negara Islam mereka,” ujar Nasrallah.
(mas)