Abbott tolak tanggapi penyadapan Australia pada RI
A
A
A
Sindonews.com – Perdana Menteri Australia, Tonny Abbott, pada Senin (17/2/2014), mengatakan, pemerintahannya tidak mengomentari masalah keamanan, termasuk tindakan penyadapan intelijen Australia terhadap Indonesia.
“Australia perlu memiliki operasi intelijen yang kuat. Intelijen Australia telah berperan dalam pencegahan berbagai serangan teroris, termasuk di Indonesia,” kata Abbott.
”Jika media ingin mengungkap secara terus-menerus tentang hal semacam ini, pasti akan mendominasi topik pembicaraan, yang saya kira pembicaraan yang membuat tidak senang,” katanya lagi, kepada radio ABC.
New York Times telah melaporkan, bahwa Direktorat Sinyal Australia telah menyadap komunikasi khusus antara Pemerintah Indonesia dan sebuah firma hukum AS yang ada di Jakarta. Penyadapan itu terkait sengketa perdagangan dengan AS.
Laporan soal penyadapan terbaru itu, bersumber dari bocoran bekas kontraktor National Security Agency (NSA) Amerika Serikat, Edward Snowden yang kini bersembunyi di Rusia.
Dalam sebuah laporan terungkap, NSA di Canberra berbagi data penyadapan dengan intelijen Australia. Dengan persetujuan dari kantor pusat NSA di Fort Meade , Maryland , Direktorat Sinyal Australia, terus menguping pembicaraan itu.
Kemarin, Abbott mengatakan, bahwa Australia tidak akan menggunakan intelijennya untuk tujuan komersial . Menurutnya, Australia tidak menggunakan hasil penyadapan intelijen yang merugikan negara-negara lain.
“Australia perlu memiliki operasi intelijen yang kuat. Intelijen Australia telah berperan dalam pencegahan berbagai serangan teroris, termasuk di Indonesia,” kata Abbott.
”Jika media ingin mengungkap secara terus-menerus tentang hal semacam ini, pasti akan mendominasi topik pembicaraan, yang saya kira pembicaraan yang membuat tidak senang,” katanya lagi, kepada radio ABC.
New York Times telah melaporkan, bahwa Direktorat Sinyal Australia telah menyadap komunikasi khusus antara Pemerintah Indonesia dan sebuah firma hukum AS yang ada di Jakarta. Penyadapan itu terkait sengketa perdagangan dengan AS.
Laporan soal penyadapan terbaru itu, bersumber dari bocoran bekas kontraktor National Security Agency (NSA) Amerika Serikat, Edward Snowden yang kini bersembunyi di Rusia.
Dalam sebuah laporan terungkap, NSA di Canberra berbagi data penyadapan dengan intelijen Australia. Dengan persetujuan dari kantor pusat NSA di Fort Meade , Maryland , Direktorat Sinyal Australia, terus menguping pembicaraan itu.
Kemarin, Abbott mengatakan, bahwa Australia tidak akan menggunakan intelijennya untuk tujuan komersial . Menurutnya, Australia tidak menggunakan hasil penyadapan intelijen yang merugikan negara-negara lain.
(mas)