Perundingan damai Suriah mandek, mediator PBB minta maaf
A
A
A
Sindonews.com – Mediator PBB, Lakhdar Brahimi, yang menjadi penengah dalam perundingan damai Suriah, meminta maaf kepada rakyat Suriah atas kurangnya kemajuan pada pembicaraan damai di Jenewa. Putaran kedua perundingan damai Suriah belum menghasilkan keputusan berarti.
"Saya sangat-sangat menyesal dan saya meminta maaf kepada rakyat Suriah, akan harapan mereka yang sangat-sangat tinggi di sini, bahwa sesuatu akan terjadi di sini," kata Brahimi setelah pembicaraan damai, Sabtu (15/2/2014), seperti dikutip dari Reuters.
Diplomat kelahiran Aljazair itu mengatakan, kesepakatan untuk mengevakuasi orang-orang dari kota Homs yang terkepung selama 18 bulan, telah membangkitkan harapan, meski tetap ada perbedaan besar soal sikap Pemerintah dan pemberontak Suriah.
"Saya berpikir, bahwa sedikit hasil yang telah dicapai di Homs, memberi mereka harapan, bahwa mungkin ini adalah awal dari keluarnya Suriah dari krisis yang mengerikan ini,” lanjut Brahimi.
“Sesi terakhir putaran kedua pembicaraan damai itu sangat melelahkan. Tapi, kami sepakat pada agenda untuk putaran berikutnya,” tambah Brahimi. Menurutnya, kedua belah pihak perlu merefleksikan tanggung jawab mereka sebelum masuk ke putaran ketiga pembicaraan damai.
Putaran pertama pembicaraan damai Konferensi Jenewa II telah dilangsungkan pada Januari lalu. Namun, terdapat sejumlah ganjalan untuk melangsungkan putaran berikut, yang rencananya akan digelar pada awal pekan depan. Baik rezim maupun kubu oposisi Suriah masih terus berdebat soal agenda konferensi.
"Saya sangat-sangat menyesal dan saya meminta maaf kepada rakyat Suriah, akan harapan mereka yang sangat-sangat tinggi di sini, bahwa sesuatu akan terjadi di sini," kata Brahimi setelah pembicaraan damai, Sabtu (15/2/2014), seperti dikutip dari Reuters.
Diplomat kelahiran Aljazair itu mengatakan, kesepakatan untuk mengevakuasi orang-orang dari kota Homs yang terkepung selama 18 bulan, telah membangkitkan harapan, meski tetap ada perbedaan besar soal sikap Pemerintah dan pemberontak Suriah.
"Saya berpikir, bahwa sedikit hasil yang telah dicapai di Homs, memberi mereka harapan, bahwa mungkin ini adalah awal dari keluarnya Suriah dari krisis yang mengerikan ini,” lanjut Brahimi.
“Sesi terakhir putaran kedua pembicaraan damai itu sangat melelahkan. Tapi, kami sepakat pada agenda untuk putaran berikutnya,” tambah Brahimi. Menurutnya, kedua belah pihak perlu merefleksikan tanggung jawab mereka sebelum masuk ke putaran ketiga pembicaraan damai.
Putaran pertama pembicaraan damai Konferensi Jenewa II telah dilangsungkan pada Januari lalu. Namun, terdapat sejumlah ganjalan untuk melangsungkan putaran berikut, yang rencananya akan digelar pada awal pekan depan. Baik rezim maupun kubu oposisi Suriah masih terus berdebat soal agenda konferensi.
(esn)