Ledek Putin, aktivis gay China kirim pesan Valentine
A
A
A
Sindonews.com - Sekelompok aktivis gay dan lesbian di China meledek Presiden Rusia Vladimir Putin dengan mengirim pesan Hari Valentine untuk Rusia.
Dalam aksinya, enam orang aktivis mengusung spanduk dengan bendera pelangi dan simbol Olimpiade yang ditujukan kepada Rusia.
“To Rusia with love” bunyi spanduk mereka sembari mengumbar kemesraan di jalanan Beijing, Jumat (14/2/2014), sebagai bentuk ledekan terhadap Putin. Para aktivis gay dan lesbian itu, menyoroti undang-undang anti - homoseksualitas Rusia.
Undang-undang kontroversial itu diterapkan di Rusia pada bulan Juni 2013 lalu. Di mana, di dalamnya berisi larangan penyebaran informasi tentang homoseksualitas kepada anak-anak.
Aturan itu kemudian memicu protes dari kelompok hak asasi manusia dan seruan agar semua pihak memboikot Olimpiade Musim Dingin Sochi yang digelar pertama kali pasca- era Soviet.
“Kami merasa lebih baik hari ini karena Hari Valentine, dan kami memiliki kesempatan untuk menyampaikan pesan bahwa setiap orang memiliki hak untuk mencintai dan hak untuk berkampanye,” kata aktivis, Xiao Tie kepada AFP.
Sejatinya, homoseksualitas juga dianggap sebagai kejahatan di China hingga tahun 1997. Kemudian digolongkan sebagai penyakit mental, yang pelakunya dipaksa untuk menjalani perawatan psikiatris selama empat tahun.
Dalam aksinya, enam orang aktivis mengusung spanduk dengan bendera pelangi dan simbol Olimpiade yang ditujukan kepada Rusia.
“To Rusia with love” bunyi spanduk mereka sembari mengumbar kemesraan di jalanan Beijing, Jumat (14/2/2014), sebagai bentuk ledekan terhadap Putin. Para aktivis gay dan lesbian itu, menyoroti undang-undang anti - homoseksualitas Rusia.
Undang-undang kontroversial itu diterapkan di Rusia pada bulan Juni 2013 lalu. Di mana, di dalamnya berisi larangan penyebaran informasi tentang homoseksualitas kepada anak-anak.
Aturan itu kemudian memicu protes dari kelompok hak asasi manusia dan seruan agar semua pihak memboikot Olimpiade Musim Dingin Sochi yang digelar pertama kali pasca- era Soviet.
“Kami merasa lebih baik hari ini karena Hari Valentine, dan kami memiliki kesempatan untuk menyampaikan pesan bahwa setiap orang memiliki hak untuk mencintai dan hak untuk berkampanye,” kata aktivis, Xiao Tie kepada AFP.
Sejatinya, homoseksualitas juga dianggap sebagai kejahatan di China hingga tahun 1997. Kemudian digolongkan sebagai penyakit mental, yang pelakunya dipaksa untuk menjalani perawatan psikiatris selama empat tahun.
(mas)