Menteri Singapura: Langkah RI cerminkan rasa tidak hormat
A
A
A
Sindonews.com – Dua Menteri Singapura kembali mengkritik keras kebijakan Pemerintah Indonesia yang tetap menamai kapal perangnya dengan nama KRI Usman Harun. Melalui situs media sosial, kedua menteri Singapura menyebut, langkah Indonesia mencerminkan rasa tidak hormat.
Nama KRI Usman Harun merupakan gabungan dari nama dua marinir Indonesia, Osman Mohamed Ali dan Harun Said yang dianggap terlibat pemboman di sebuah bangunan di Orchard Road pada tahun 1965. Tiga orang tewas dan 33 lainnya terluka dalam insiden kala itu.
Dua marinir Indonesia itu, telah dieksekusi dengan hukuman gantung di Singapura, karena dianggap bersalah dalam pemboman tersebut. Namun, bagi Indonesia, dua marinir itu dianggap pahlawan karena menjalankan misi pemerintah yang kala itu masih dipimpin Presiden Soekarno.
Dalam sebuah posting di Facebook secara terpisah, Menteri Sosial dan Pembangunan Keluarga Chan Chun Sing dan Menteri Tenaga Kerja Tan Chuan - Jin mengatakan, tindakan Pemerintah Indonesia dalam penamaan kapal itu mencerminkan rasa tidak hormat, tidak berperasaan dan tidak peka.
“Ini adalah salah satu hal yang perlu diingat, pahlawan Anda dari perang kemerdekaan Anda, atau mereka yang telah membangun bangsa Anda,” tulis Tan, yang merupakan tokoh militer jenderal bintang satu sebelum naik ke panggung politik, dalam akun Facebook-nya.
”Tapi itu adalah hal lain, yang sama sekali (berbeda) ketika Anda merayakan mereka yang telah bertindak secara brutal dan pengecut. Tidak ada yang heroik tentang aksi membunuh warga sipil tak berdosa,” lanjut tulisan Tan di akun Facebook-nya itu, seperti dikutip Straits Times, Sabtu (8/2/2014).
Nama KRI Usman Harun merupakan gabungan dari nama dua marinir Indonesia, Osman Mohamed Ali dan Harun Said yang dianggap terlibat pemboman di sebuah bangunan di Orchard Road pada tahun 1965. Tiga orang tewas dan 33 lainnya terluka dalam insiden kala itu.
Dua marinir Indonesia itu, telah dieksekusi dengan hukuman gantung di Singapura, karena dianggap bersalah dalam pemboman tersebut. Namun, bagi Indonesia, dua marinir itu dianggap pahlawan karena menjalankan misi pemerintah yang kala itu masih dipimpin Presiden Soekarno.
Dalam sebuah posting di Facebook secara terpisah, Menteri Sosial dan Pembangunan Keluarga Chan Chun Sing dan Menteri Tenaga Kerja Tan Chuan - Jin mengatakan, tindakan Pemerintah Indonesia dalam penamaan kapal itu mencerminkan rasa tidak hormat, tidak berperasaan dan tidak peka.
“Ini adalah salah satu hal yang perlu diingat, pahlawan Anda dari perang kemerdekaan Anda, atau mereka yang telah membangun bangsa Anda,” tulis Tan, yang merupakan tokoh militer jenderal bintang satu sebelum naik ke panggung politik, dalam akun Facebook-nya.
”Tapi itu adalah hal lain, yang sama sekali (berbeda) ketika Anda merayakan mereka yang telah bertindak secara brutal dan pengecut. Tidak ada yang heroik tentang aksi membunuh warga sipil tak berdosa,” lanjut tulisan Tan di akun Facebook-nya itu, seperti dikutip Straits Times, Sabtu (8/2/2014).
(mas)