PBB: Anak-anak Suriah jadi tameng perang
A
A
A
Sindonews.com – PBB melansir laporan pelanggaran berat terhadap anak-anak yang dilakukan kedua kubu yang berperang di Suriah, yakni kubu oposisi dan kubu rezim Presiden Bashar al-Assad. Dalam laporan terbaru, PBB menyebut anak-anak dijadikan tameng perang.
Selain itu, anak-anak di Suriah juga direkrut untuk ikut berperang. Laporan itu dirilis kemarin. Sekjen PBB Ban Ki – moon, menyalahkan Pemerintah Suriah dalam kasus ini.
”Pasukan pemerintah yang bertanggung jawab atas penangkapan, penahanan sewenang-wenang dan penyiksaan terhadap anak-anak untuk kepentingan mereka dalam menghadapai oposisi. (Mereka) menggunakan anak-anak sebagai perisai manusia,” ujar Ki-moon, seperti dikutip Al-Jazeera, Rabu (5/2/2014).
Salah satu saksi mengatakan kepada penyelidik PBB, bahwa sebagian besar anak-anak ditahan di sel yang sama dengan orang dewasa . Rata-rata anak yang ditahan dan disiksa berumur 11 tahun. “Beberapa anak jadi sasaran pemukulan dengan kabel logam, cambuk dan tongkat kayu,” bunyi laporan penyelidik PBB.
Kendati demikian, Ki-moon mengatakan, kelompok oposisi, yakni dari Tentara Pembebasan Suriah (FSA) juga merekrut anak-anak untuk kepentingan mereka. ”Yang dikhawatirkan adalah kasus perekrutan atau percobaan perekrutan anak-anak dalam pengungsian di negara-negara tetangga. Mayoritas direkrut kelompok yang berafiliasi dengan FSA atau kelompok bersenjata Kurdi Suriah,” kata Ki-moon.
Laporan penyelidik PBB juga mengungkap, soal anak-anak yang dilatih FSA menggunakan senjata dan pisau. Anak-anak itu juga dimanfaatkan untuk kuli, koki, penyelundup dan mata-mata atau pengintai. Sedangkan keputusan untuk mempersenjatai anak-anak menjadi aturan masing-masing dari kelompok bersenjata di Suriah.
Selain itu, anak-anak di Suriah juga direkrut untuk ikut berperang. Laporan itu dirilis kemarin. Sekjen PBB Ban Ki – moon, menyalahkan Pemerintah Suriah dalam kasus ini.
”Pasukan pemerintah yang bertanggung jawab atas penangkapan, penahanan sewenang-wenang dan penyiksaan terhadap anak-anak untuk kepentingan mereka dalam menghadapai oposisi. (Mereka) menggunakan anak-anak sebagai perisai manusia,” ujar Ki-moon, seperti dikutip Al-Jazeera, Rabu (5/2/2014).
Salah satu saksi mengatakan kepada penyelidik PBB, bahwa sebagian besar anak-anak ditahan di sel yang sama dengan orang dewasa . Rata-rata anak yang ditahan dan disiksa berumur 11 tahun. “Beberapa anak jadi sasaran pemukulan dengan kabel logam, cambuk dan tongkat kayu,” bunyi laporan penyelidik PBB.
Kendati demikian, Ki-moon mengatakan, kelompok oposisi, yakni dari Tentara Pembebasan Suriah (FSA) juga merekrut anak-anak untuk kepentingan mereka. ”Yang dikhawatirkan adalah kasus perekrutan atau percobaan perekrutan anak-anak dalam pengungsian di negara-negara tetangga. Mayoritas direkrut kelompok yang berafiliasi dengan FSA atau kelompok bersenjata Kurdi Suriah,” kata Ki-moon.
Laporan penyelidik PBB juga mengungkap, soal anak-anak yang dilatih FSA menggunakan senjata dan pisau. Anak-anak itu juga dimanfaatkan untuk kuli, koki, penyelundup dan mata-mata atau pengintai. Sedangkan keputusan untuk mempersenjatai anak-anak menjadi aturan masing-masing dari kelompok bersenjata di Suriah.
(mas)