Dubes AS untuk Suriah mendadak mundur
A
A
A
Sindonews.com - Duta Besar (Dubes) Amerika Serikat (AS) untuk Suriah, Robert Ford, mendadak mengajukan pengunduran diri. Pemerintah AS menolak mengomentari alasan pengunduran diri Ford itu.
Ford, selama ini dikenal sebagai pejabat AS yang fasih berbahasa Arab. Dia berperan penting dalam membujuk kelompok-kelompok oposisi Suriah untuk ikut berunding dalam Konferensi Jenewa II di Swiss beberapa hari lalu.
Juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Jen Psaki menolak untuk mengomentari penyebab Ford mengundurkan diri. Menurut sejumlah sumber, Ford telah dipersiapkan untuk menjadi Dubes AS untuk Mesir. Namun, para pejabat Mesir keberatan jika Ford bertugas di negara mereka, karena Ford terlalu dekat dengan partai-partai Islam di Timur Tengah.
”Orang Mesir tidak menginginkan dia,” kata mantan pejabat Departemen Luar Negeri AS, yang diwawancarai dengan syarat anonim, seperti dikutip Reuters, Rabu (5/10/2014).
“Mereka (pejabat Mesir) merasa, dia telah ikut andi menimbulkan gangguan di Suriah dengan mendukung pemberontak. Dia terlalu nyaman dengan kelompok Partai Islam,” lanjut mantan pejabat itu.
Sebelum bertugas di Suriah, Ford pernah bertugas di Irak dan Aljazair. Dia sejatinya pernah bertugas di Kairo, namun hanya sebentar, karena keselamatannya terancam. Ford meninggalkan Damaskus, empat bulan setelah AS menghentikan operasi kedutaannya di Suriah setelah kondisi keamanan memburuk.
Ford, selama ini dikenal sebagai pejabat AS yang fasih berbahasa Arab. Dia berperan penting dalam membujuk kelompok-kelompok oposisi Suriah untuk ikut berunding dalam Konferensi Jenewa II di Swiss beberapa hari lalu.
Juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Jen Psaki menolak untuk mengomentari penyebab Ford mengundurkan diri. Menurut sejumlah sumber, Ford telah dipersiapkan untuk menjadi Dubes AS untuk Mesir. Namun, para pejabat Mesir keberatan jika Ford bertugas di negara mereka, karena Ford terlalu dekat dengan partai-partai Islam di Timur Tengah.
”Orang Mesir tidak menginginkan dia,” kata mantan pejabat Departemen Luar Negeri AS, yang diwawancarai dengan syarat anonim, seperti dikutip Reuters, Rabu (5/10/2014).
“Mereka (pejabat Mesir) merasa, dia telah ikut andi menimbulkan gangguan di Suriah dengan mendukung pemberontak. Dia terlalu nyaman dengan kelompok Partai Islam,” lanjut mantan pejabat itu.
Sebelum bertugas di Suriah, Ford pernah bertugas di Irak dan Aljazair. Dia sejatinya pernah bertugas di Kairo, namun hanya sebentar, karena keselamatannya terancam. Ford meninggalkan Damaskus, empat bulan setelah AS menghentikan operasi kedutaannya di Suriah setelah kondisi keamanan memburuk.
(mas)