Rezim Suriah ancam mundur dari Konferensi Jenewa II
A
A
A
Sindonews.com – Menteri Luar Negeri Suriah, Walid al-Moualem, mengatakan kepada mediator internasional Lakhdar Brahimi, bahwa jika tidak ada kemajuan serius pada sesi yang diselenggarakan pada Sabtu (25/1/2014), maka delegasi Pemerintah Suriah akan meninggalkan Konferensi Jenewa II.
"Jika tidak ada sesi pekerjaan serius, delegasi Suriah secara resmi akan meninggalkan Jenewa, karena kurangnya keseriusan atau kesiapan di sisi yang lain," ujar Moualem, seperti dilaporkan Stasiun televisi Pemerintah Suriah, Jumat (24/1/2014).
Brahimi dan delegasi pemerintah Suriah bertemu di kantor PBB di Jenewa, Swiss. Brahimi juga dijadwalkan bertemu dengan delegasi oposisi Suriah. Stasiun televisi Pemerintah Suriah mengatakan, pertemuan delegasi Pemerintah Suriah dengan Brahimi ditandai dengan "suasana yang positif".
Sebelumnya, para diplomat mengatakan, Brahimi telah berencana untuk membawa pemerintah dan delegasi oposisi Suriah untuk duduk bersama-sama guna memulai proses negosiasi. Namun, hal itu tak terwujud.
Pasalnya, menurut laporan AFP, delegasi oposisi telah menolak untuk duduk di ruangan yang sama dengan delegasi Pemerintah Suriah, kecuali rezim menerima perlunya pemerintah transisi tanpa kehadiran Bashar al-Assad.
Wakil Menteri Luar Negeri Suriah, Faisal Moqdad, menyebut oposisi telah menghalangi pembicaraan. "Masalahnya adalah, bahwa orang-orang ini tidak ingin berdamai, mereka datang ke sini dengan pra kondisi. Tentu saja kami siap untuk duduk di ruangan yang sama. Itu alasan kita datang ke sini,” tegasnya.
"Jika tidak ada sesi pekerjaan serius, delegasi Suriah secara resmi akan meninggalkan Jenewa, karena kurangnya keseriusan atau kesiapan di sisi yang lain," ujar Moualem, seperti dilaporkan Stasiun televisi Pemerintah Suriah, Jumat (24/1/2014).
Brahimi dan delegasi pemerintah Suriah bertemu di kantor PBB di Jenewa, Swiss. Brahimi juga dijadwalkan bertemu dengan delegasi oposisi Suriah. Stasiun televisi Pemerintah Suriah mengatakan, pertemuan delegasi Pemerintah Suriah dengan Brahimi ditandai dengan "suasana yang positif".
Sebelumnya, para diplomat mengatakan, Brahimi telah berencana untuk membawa pemerintah dan delegasi oposisi Suriah untuk duduk bersama-sama guna memulai proses negosiasi. Namun, hal itu tak terwujud.
Pasalnya, menurut laporan AFP, delegasi oposisi telah menolak untuk duduk di ruangan yang sama dengan delegasi Pemerintah Suriah, kecuali rezim menerima perlunya pemerintah transisi tanpa kehadiran Bashar al-Assad.
Wakil Menteri Luar Negeri Suriah, Faisal Moqdad, menyebut oposisi telah menghalangi pembicaraan. "Masalahnya adalah, bahwa orang-orang ini tidak ingin berdamai, mereka datang ke sini dengan pra kondisi. Tentu saja kami siap untuk duduk di ruangan yang sama. Itu alasan kita datang ke sini,” tegasnya.
(esn)