Dunia heboh hari pamer celana dalam penumpang kereta api
A
A
A
Sindonews.com – Sejumlah penggemar moda transportasi kereta api di berbagai ramai-ramai hanya mengenakan celana dalam, selama beberapa hari ini. Aksi yang dimulai 13 tahun lalu di New York, Amerika Serikat, kini meluas ke berbagai negara.
Aksi tahunan saban 12 Januari itu, bernama “No Pants Subway Ride Day”. Sejak kemarin, hingga hari ini (13/1/2014) sejumlah penumpang kereta api di berbagai negara Amerika, Eropa, bahkan Australia ramai-ramai pamer celana dalam.
Aksi itu pertama kali digagas kelompok teater Improv Everywhere di New York. Tujuan aksi itu, hanya untuk lelucon dan membuat tertawa masyarakat. Aksi saban tahun itu, kini meluas ke 26 negara di seluruh dunia.
”Peserta dianjurkan memakai celana dalam, celana boxer , dan anak laki-laki memotong pakaian,” bunyi pernyataan panitia penyelanggara di Chicago, dalam akun Facebook-nya.
Marc Littman, seorang juru bicara untuk otoritas transportasi Los Angeles, mengatakan, meskipun bagian bawah hanya mengenankan celana dalam, namun para peserta tetap dianggap tampil sopan, karena bagian atas tetap mengenakan pakaian lengkap.
“Namun, jika Anda berjalan di sekitar dan melihat ada yang telanjang, itu adalah cerita yang berbeda,” kata Littman kepada LA Times.
Aksi tahunan saban 12 Januari itu, bernama “No Pants Subway Ride Day”. Sejak kemarin, hingga hari ini (13/1/2014) sejumlah penumpang kereta api di berbagai negara Amerika, Eropa, bahkan Australia ramai-ramai pamer celana dalam.
Aksi itu pertama kali digagas kelompok teater Improv Everywhere di New York. Tujuan aksi itu, hanya untuk lelucon dan membuat tertawa masyarakat. Aksi saban tahun itu, kini meluas ke 26 negara di seluruh dunia.
”Peserta dianjurkan memakai celana dalam, celana boxer , dan anak laki-laki memotong pakaian,” bunyi pernyataan panitia penyelanggara di Chicago, dalam akun Facebook-nya.
Marc Littman, seorang juru bicara untuk otoritas transportasi Los Angeles, mengatakan, meskipun bagian bawah hanya mengenankan celana dalam, namun para peserta tetap dianggap tampil sopan, karena bagian atas tetap mengenakan pakaian lengkap.
“Namun, jika Anda berjalan di sekitar dan melihat ada yang telanjang, itu adalah cerita yang berbeda,” kata Littman kepada LA Times.
(mas)