Ribut-ribut nama Tuhan di bumi Selangor

Sabtu, 04 Januari 2014 - 18:31 WIB
Ribut-ribut nama Tuhan di bumi Selangor
Ribut-ribut nama Tuhan di bumi Selangor
A A A
Sindonews.com – Selangor, demikian nama sebuah wilayah di Malaysia yang didominasi etnis Melayu. Nama Selangor, beberapa bulan ini tenar, gara-gara dua umat beragama, yakni Muslim dan Kristen meributkan kata “Allah” untuk sebutan Tuhan masing-masing.

Ribut-ribut soal nama Tuhan itu, bermula dari sebuah putusan pengadilan di Malaysia pada 14 Oktober 2013 silam. Kala itu, putusan pengadilan menyatakan, warga non-Muslim di Selangor dilarang menggunakan kata “Allah” untuk menyebut Tuhan.

Putusan pengadilan yang kontroversial itu, langsung menuai protes dari kalangan gereja. Pendeta Lawarence Andrew, salah satu tokoh yang vokal memprotes putusan pengadilan itu. Protes Andrew disuarakan melalui koran Herald.

Kata Andrew, keputusan pengadilan itu cacat hukum. Alasannya, kata "Allah" telah digunakan secara luas dalam Alkitab Bahasa Melayu, selama beberapa dekade tanpa ada larangan.

”Tuhan adalah bagian integral dari setiap agama yang kita miliki. Dan Allah adalah sebutan untuk Tuhan baik oleh umat Kristen maupun Muslim di Timur Tengah serta Indonesia,” kata Andrew kala itu.

”Anda (Pengadilan Malaysia) tidak bisa tiba-tiba mengatakan bahwa itu bukan bagian integral. Bahasa Malaysia adalah bahasa yang meminjam banyak kata. Kata ‘Allah’ juga merupakan kata pinjaman,” katanya lagi.


Reda sejenak, memanas lagi

Sejak itu, Andrew bersuara lantang, bahwa dia dan gereja-gereja di Selangor akan terus menggunakan kata “Allah” untuk menyebut Tuhan. Sejenak ketegangan pun mereda. Namun, ribut-ribut itu muncul lagi, ketika Andrew kembali berkomentar di Herald, yang isinya tak jauh beda. Yakni, sebuah penegasan, bahwa gereja-gereja di Selangor akan terus menggunakan kata “Allah” untuk menyebut Tuhan.

Komentar itu, membuat sejumlah tokoh Melayu meradang. Gara-gara komentarnya, pendeta Andrew dituduh sebagai pengkhianat. Alasannya, dia dianggap melawan putusan pengadilan sekaligus dekrit Sultan Selangor.

Mengutip laporan Themalaymailonline, Kamis (2/1/2014), Kepala United Malay National Organization (UMNO), Datuk Subang Zein Isma Ismail mengatakan, pernyataan terbaru Andrew, tak ubahnya sebagai bentuk perlawanan terhadap dekrit Sultan Selangor yang melarang warga non-Muslim menggunakan kata “Allah” untuk menyebut Tuhan.

”Ini adalah penderhakaan (pengkhianatan ) terhadap keputusan Sultan dan kami menuntut dia untuk meminta maaf,” kata Zein, yang dilansir media lokal, Sinar Harian. Tidak hanya itu, berselang beberapa jam, ratusan Alkitab yang menggunakan kata “Allah” disita otoritas keagamaan Malaysia.

Bahkan, kelompok etnis Melayu juga mengancam menggelar demonstrasi di tempat-tempat ibadah umat Kristen yang melanggar dekrit Sultan dan putusan pengadilan itu, besok.

Koalisi Kelompok Melayu yang menamakan diri Sekretariat Solidaritas Muslim Klang menentang pihak-pihak yang melanggar dekrit Sultan Selangor dan putusan pengadilan.

”Kami tidak akan berkonspirasi dan memberikan izin kepada gereja-gereja apapun untuk menggunakan kata 'Allah’, dan ini termasuk warga non - Muslim juga,” kata presiden sekretariat itu, Mohd Khairi Hussin.

Tapi, kalangan masyarakat Malaysia dan media setempat menyoroti reaksi berlebihan kelompok etnis melayu dan tokoh-tokoh UMNO itu. Sorotan tajam itu, membuahkan hasil.Kepala UMNO Selangor, Datuk Seri Noh Omar, mendadak membatalkan rencana demonstrasi yang akan digelar besok di luar gereja. Namun, dia tidak bisa menjamin, kelompok lainnya tetap melakukan aksi itu.

”Kami tidak mendukung siapa pun yang mengambil bagian dalam protes di tempat-tempat ibadah. Cukup memprotes sikap pendeta (pastor) Lawrence Andrew,” kata Noh Omar, seperti dikutip The Star, Sabtu (4/1/2014).

Sementara itu, seorang pemimpin gereja di wilayah Klang, Pastor Michael Chua, tetap meminta umatnya untuk tenang dan menghindari konfrontasi dengan para demonstran, jika unjuk rasa benar-benar terjadi besok.

Pihak Kepolisian Klang, juga meyakinkan publik, bahwa mereka akan memberikan perlindungan terhadap gereja dan berpatroli di daerah sekitarnya, besok.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6409 seconds (0.1#10.140)