Menteri Israel desak AS akhiri program mata-mata
A
A
A
Sindonews.com – Para menteri Israel menuntut Amerika Serikat (AS) untuk mengakhiri tindakan spionase. Pernyataan ini menyikapi laporan yang menyebut badan intelijen AS, National Security Agency (NAS) telah memata-matai pemimpin tertinggi Israel.
"Sekarang rahasia telah terungkap. AS memata-matai secara sistematis pertahanan dan kepemimpinan diplomatik di Israel. Apakah ini cara teman memperlakukan satu sama lain ?" kata Menteri Perhubungan Israel, Yisrael Katz, Minggu (22/12/2013), seperti dikutip dari Xinhua.
Katz mengatakan, ia akan mendesak pertemuan kabinet untuk menuntut komitmen AS agar mengakhiri program spionase terhadap negara yahudi itu.
Sementara Menteri Urusan Internasional dan Strategis Israek, Yuval Steinitz, mengatakan kepada Radio Israel, bahwa penyadapan yang dilakukan AS adalah tidak sah. "Israel tidak melakukan pengawasan pada Presiden AS, Gedung Putih, atau Menteri Pertahanan," kata Steinitz.
Menurutnya, hal ini belum pernah terjadi sebelumnya dalam aliansi strategis AS dan Israel. Kedua menteri itu juga menyerukan pembebasan Jonathan Pollard, seorang warga negara AS yang dijatuhi hukuman seumur hidup karena memberikan informasi rahasia kepada Israel.
Sebelumnya, dalam dokumen yang dibocorkan oleh mantan kontraktor NSA, Edward Snowden, menunjukkan bahwa NSA bekerja sama dengan badan intelijen Inggris untuk mencegat e-mail dan panggilan telepon Perdana Menteri Israel Netanyahu, mantan Perdana Menteri Ehud Olmert, dan mantan Menteri Pertahanan Ehud Barak.
"Sekarang rahasia telah terungkap. AS memata-matai secara sistematis pertahanan dan kepemimpinan diplomatik di Israel. Apakah ini cara teman memperlakukan satu sama lain ?" kata Menteri Perhubungan Israel, Yisrael Katz, Minggu (22/12/2013), seperti dikutip dari Xinhua.
Katz mengatakan, ia akan mendesak pertemuan kabinet untuk menuntut komitmen AS agar mengakhiri program spionase terhadap negara yahudi itu.
Sementara Menteri Urusan Internasional dan Strategis Israek, Yuval Steinitz, mengatakan kepada Radio Israel, bahwa penyadapan yang dilakukan AS adalah tidak sah. "Israel tidak melakukan pengawasan pada Presiden AS, Gedung Putih, atau Menteri Pertahanan," kata Steinitz.
Menurutnya, hal ini belum pernah terjadi sebelumnya dalam aliansi strategis AS dan Israel. Kedua menteri itu juga menyerukan pembebasan Jonathan Pollard, seorang warga negara AS yang dijatuhi hukuman seumur hidup karena memberikan informasi rahasia kepada Israel.
Sebelumnya, dalam dokumen yang dibocorkan oleh mantan kontraktor NSA, Edward Snowden, menunjukkan bahwa NSA bekerja sama dengan badan intelijen Inggris untuk mencegat e-mail dan panggilan telepon Perdana Menteri Israel Netanyahu, mantan Perdana Menteri Ehud Olmert, dan mantan Menteri Pertahanan Ehud Barak.
(esn)