Putin bubarkan kantor berita Rusia

Senin, 09 Desember 2013 - 20:19 WIB
Putin bubarkan kantor berita Rusia
Putin bubarkan kantor berita Rusia
A A A
Sindonews.com - Presiden Rusia, Vladimir Putin menandatangani sebuah dekrit yang isinya mensahkan pembubaran kantor berita terbesar Rusia RIA Novosti dan Voice of Russia (Radio Rusia), Senin (9/12/2013).

Dua kantor berita itu ke depannya diserap oleh media konglomerat baru Rusia, Rossiya Segodnya atau yang dikenal dengan Russia Today (RT).

Menurut situs kepresidenan Rusia, perubahan tersebut harus ia lakukan dalam waktu tiga bulan. Dan RT akan beroperasi saat RIA Novosti beroperasi di pusat Ibu Kota Moscow.

Pengumuman tersebut datang saat pemerintah melakukan penataan ulang media yang dimiliki Rusia dan nampaknya bertujuan untuk semakin memperkuat kontrol pemerintah terhadap media yang sejauh ini telah diawasi dengan ketat.

Sergei Ivanov, Kepala administrasi kepresiden mengatakan perubahan ini tidak lepas dari upaya pemerintah untuk memperbesar tabungan dan membuat keberadaan media pemerintah lebih efektif . "Politik di Rusia mandiri dan sangat membela kepentigan nasional. Memang sulit menjelaskan hal ini kepada dunia tapi kami telah memutuskan dan hal ini memang harus dilakukan," ungkap Ivanov kepada wartawan.

Putin kemudian menunjuk Dmitry Kiselyov, penyiar berita yang memiliki pandangan kontrofersial, yang sering dituduh sebagai corong propaganda karena sangat menentang pernikahan sesama jenis dan anti oposisi Rusia ddan anti Amerika Serikat.

Dari sebuah lokasi, Kepala RT, Margarita Simonyan mengatakan kepada situs berita Rusia Lenta.ru bahwa Dia mengetahui tentang keputusan tersebut setelah ramai diberitakan sejumlah media. Dekrit tersebut juga mengejutkan para staf RIA Novosti, mereka mengaku baru mengetahui keputusan tersebut dari website kepresidenan Rusia.

Kantor berita yang berdiri pada 1941, dua hari setelah Nazi Jerman menginvasi Uni Soviet, dalam beberapa tahun terakhir terus berkembang pesat. Biro informasi Soviet tersebut tidak hanya menyuguhkan berita politik, belakangan mereka menambah kanal olah raga dan ekonomi dan memiliki wartawan di lebih dari 45 negara serta menyediakan berita dalam 14 bahasa.
(esn)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3350 seconds (0.1#10.140)